Kompas TV internasional kompas dunia

China Hapus Foto Dua Pelari Putrinya usai Raih Medali di Asian Games 2022, Apa Penyebabnya?

Kompas.tv - 4 Oktober 2023, 23:05 WIB
china-hapus-foto-dua-pelari-putrinya-usai-raih-medali-di-asian-games-2022-apa-penyebabnya
China menghapus foto dua atlet pelari putrinya yang berpelukan setelah meraih medali di Asian Games 2022 Hangzhou karena ada nomor 6 dan 4 yang terkait dengan pembantaian Lapangan Tiananmen 1989. (Sumber: SCMP)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

Unjuk rasa pun mulai terjadi dengan para mahasiswa sebagai pemimpin protes.

Pada musim semi tahun 1989, terjadi peningkatan aksi protes yang menuntut kebebasan politik yang lebih besar. 

Protes ini dipicu oleh kematian politisi terkemuka, Hu Yaobang, yang telah terlibat dalam sejumlah perubahan ekonomi dan politik. Hu Yaobang sebelumnya telah dipecat dari posisi penting dalam partai oleh lawan politiknya dua tahun sebelumnya.

Baca Juga: Apri Cedera Betis Kanan, Apriyani/Fadia Mundur dari Asian Games 2022

Pada hari pemakamannya di bulan April, sekitar sepuluh ribu orang berkumpul, menyerukan kebebasan berbicara yang lebih besar dan menentang sensor. 

Dalam pekan-pekan berikutnya, para demonstran berkumpul di Lapangan Tiananmen, dengan perkiraan jumlah peserta mencapai satu juta orang. 

Lapangan Tiananmen adalah salah satu landmark paling terkenal di Beijing, terletak dekat dengan makam Mao Zedong, pendiri China modern, dan Aula Besar Rakyat yang digunakan oleh Partai Komunis untuk mengadakan pertemuan.


Awalnya pemerintah China tidak mengambil tindakan langsung untuk para demonstran. Namun, desakan dari kelompok garis keras membuat pemerintah memberlakukan status darurat militer pada akhir Mei 1989.

Lalu pada tanggal 3 dan 4 Juni, pasukan mulai bergerak menuju Lapangan Tiananmen, melepaskan tembakan untuk menghancurkan kerumunan. Para pengunjuk rasa kemudian ditangkap demi mengendalikan situasi di area tersebut.

Dalam insiden pembantaian itu, tidak ada yang dapat memastikan jumlah pasti korban tewas.

Namun pada akhir Juni 1989, pemerintah China melaporkan bahwa sekitar 200 warga sipil dan beberapa lusin anggota pasukan keamanan telah tewas. Akan tetapi ada perkiraan lain yang mengindikasikan bahwa jumlah korban tewas bisa berkisar antara ratusan hingga ribuan orang. 

Lalu pada tahun 2017, sejumlah dokumen yang baru dirilis dari Inggris mengungkap bahwa seorang diplomat Inggris saat itu, Sir Alan Donald, melaporkan bahwa sekitar 10.000 orang tewas dalam pembantaian Lapangan Tiananmen itu. 

Baca Juga: Rahmat Erwin Abdullah, 'Rambo' Penyumbang Emas Kelima Asian Games 2022 Penerus sang Ayah

 

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA


Opini

KAISAR

20 Mei 2024, 07:07 WIB

Close Ads x