Kompas TV internasional kompas dunia

Macron: Invasi Rusia ke Ukraina adalah Ancaman terhadap Pertumbuhan Berkelanjutan

Kompas.tv - 18 November 2022, 20:35 WIB
macron-invasi-rusia-ke-ukraina-adalah-ancaman-terhadap-pertumbuhan-berkelanjutan
Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Jumat, (18/11/2022) di KTT APEC mengatakan, perang Rusia-Ukraina menyebabkan lonjakan harga pangan dan bahan bakar di seluruh dunia, mempersulit kelompok paling rentan. (Sumber: US News)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

BANGKOK, KOMPAS.TV - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan perang Rusia-Ukraina menyebabkan lonjakan harga pangan dan bahan bakar di seluruh dunia, serta mempersulit kelompok paling rentan, Jumat (18/11/2022), di KTT APEC.

Macron menekankan, Prancis sedang berusaha mengumpulkan tekanan kolektif untuk membawa Rusia ke meja perundingan dan mengakhiri "perang neo-kolonial".

“Saya dapat memahami bagi beberapa pemimpin dunia ini. Perang ini tampaknya masih sangat jauh,” katanya pada forum bisnis yang diadakan di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Bangkok seperti laporan Straits Times, Jumat, (18/11/2022)

Dia mengakui kawasan Asia-Pasifik juga bergulat dengan ketegangan lain, seperti di Semenanjung Korea dan persaingan yang meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Tetapi, Macron memperingatkan, agresi Rusia dilakukan “melawan aturan internasional”, dan jika diterima, akan menjadi “akhir dari stabilitas untuk semua”.

“Tidak ada stabilitas dalam perdamaian, kecuali yang didasarkan pada tatanan internasional ini,” katanya di KTT CEO APEC.

Macron mengatakan Prancis memusatkan energinya bekerja dengan negara-negara seperti China dan India untuk membuat konsensus dan membawa Rusia kembali ke negosiasi damai.

Baca Juga: KTT APEC Mulai Digelar Hari Ini di Bangkok, Fokus pada Lonjakan Harga Pangan dan Energi


Perang Rusia-Ukraina menyebabkan lonjakan harga pangan dan bahan bakar di seluruh dunia, memperdalam kesulitan yang dihadapi oleh kelompok yang paling rentan.

Kenyataan itu juga telah membuat pekerjaan organisasi multilateral seperti APEC menjadi sulit, dengan kerasnya ketidaksepakatan membuat pernyataan bersama di setiap akhir KTT menjadi sangat sulit terwujud.

Hingga Jumat siang, setelah pertemuan resmi tingkat menteri APEC, masih belum ada tanda-tanda pernyataan bersama tingkat menteri.

Para pemimpin regional kini sedang berdiskusi di APEC Economic Leaders’ Meeting, yang berakhir pada Sabtu besok.

Prancis bukan bagian dari 21 anggota APEC, tetapi Macron menghadiri acara tersebut sebagai tamu khusus Thailand, yang menjadi tuan rumah acara tersebut.

Presiden Prancis juga menangani masalah persaingan AS - China, memperingatkan hal itu memecah belah tatanan global yang menjadi dasar kemakmuran kawasan.

“Kemakmuran Anda didasarkan pada fakta bahwa kita memiliki aturan global yang sama,” katanya, seraya menambahkan badan-badan multilateral mulai tidak berfungsi karena ketegangan antara kedua negara adidaya, China dan AS.

Baca Juga: [FULL] Presiden Jokowi Pamit Bertolak ke Bangkok Untuk KTT APEC

Konferensi tingkat tinggi KTT tahunan para pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik APEC dimulai hari Jumat, (18/11/2022) di Bangkok dengan fokus pada penanganan harga pangan dan energi yang melonjak pasca pandemi Covid dan akibat perang Rusia-Ukraina. (Sumber: Pattaya Mail)

Macron menyamakan situasinya dengan dua gajah yang gelisah di hutan rimba.

"Jika mereka menjadi sangat gugup, mereka akan memulai perang, itu akan menjadi masalah bagi seluruh hutan," katanya.

Strategi Indo-Pasifik Prancis adalah untuk memberikan “keseimbangan dinamis”, mencoba menciptakan semacam stabilitas yang bukan “hegemoni satu (negara)” atau “konfrontasi antara dua kekuatan besar”, tambah Macron.

“Kita harus berjuang keras melawan penciptaan beberapa (sistem multilateral), karena ujungnya kita hanya akan memiliki berbagai kubu yang terpecah-pecah.”

 




Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x