Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Besok Kunjungi India, Incar Tambahan Kesepakatan Penjualan Senjata Senilai Miliaran Dolar

Kompas.tv - 5 Desember 2021, 13:19 WIB
putin-besok-kunjungi-india-incar-tambahan-kesepakatan-penjualan-senjata-senilai-miliaran-dolar
Sistem peluru kendali S-400. Dengan pertemuan terjadwal antara Menlu dan Menhan India dan Rusia, perjalanan kenegaraan Presiden Vladimir Putin ke India dapat menghasilkan lebih banyak pesanan untuk jet tempur Sukhoi Su-30 dan MiG-29 serta 400 tank T-90 tambahan, kata Dubes India untuk Rusia, Bala Venkatesh Varma. (Sumber: Sputnik News)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

India adalah bagian dari kelompok Quad dengan AS, Jepang, dan Australia yang dibentuk sebagai benteng melawan pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.

Bahkan ketika ketegangan AS dan NATO dengan Kremlin semakin tinggi karena peningkatan pasukan Rusia di dekat Ukraina, India bertaruh bahwa fokus Presiden Joe Biden pada China akan memungkinkannya untuk melanjutkan pembelian persenjataan dari Moskow.

Sementara AS "mendesak semua sekutu, semua mitra, untuk membatalkan transaksi dengan Rusia" termasuk pembelian peluru kendali darat-udara S-400 yang dapat memicu sanksi, AS belum memutuskan sanksi maupun pengabaian untuk India, kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price pada briefing, 23 November lalu.

Percakapan sedang berlangsung "dalam konteks hubungan pertahanan yang berarti bagi kami, yang penting bagi Amerika Serikat dan India, termasuk dalam konteks Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka", kata Price.

Bagi pemerintah Modi, kunjungan Putin berarti lebih dari sekadar memperkuat hubungan sejak era Perang Dingin.

Baca Juga: Mengejutkan, Penderita Varian Omicron di India Ternyata Tak Pernah Keluar Negeri

Jet tempur berat Sukhoi Su-35S milik Rusia sedang tinggal landas. Perjalanan kenegaraan Putin ke India dapat menghasilkan lebih banyak pesanan India untuk jet tempur Sukhoi Su-30, MiG-29 serta 400 tank T-90 tambahan (Sumber: Dmitry Terekhov/Wikipedia)

India membutuhkan Rusia untuk menjaga pasokan senjata karena konflik perbatasan dengan China. New Delhi juga menginginkan lebih banyak peran di Afghanistan di mana Rusia, bersama dengan China dan Pakistan, tetap menjadi pemain kunci setelah pengambilalihan pemerintah oleh Taliban.

India perlu memperhatikan tindakan Rusia di Ukraina karena ini dapat memperumit hubungan New Delhi dengan Washington, kata Tanvi Madan, direktur Proyek India di Brookings Institution.

"Delhi mengatakan perlu melakukan hal-hal tertentu dengan Moskow karena itu untuk kepentingan India; Washington mengatakan perlu melakukan hal-hal tertentu dengan Islamabad karena itu untuk kepentingan Amerika," katanya.

"Tidak ada yang menyukai apa yang dilakukan pihak lain dengan para pesaingnya."

Pada saat yang sama, India meningkatkan pembelian senjata dan teknologi dari Eropa dan Israel dan melakukan lebih banyak latihan militer dengan negara-negara Quad.

India juga merupakan bagian dari kemitraan yang baru muncul antara Israel, Uni Emirat Arab dan AS yang berencana untuk bekerja sama dalam keamanan, ekonomi dan maritim di Timur Tengah.

“AS kemungkinan tidak akan senang dengan keputusan India untuk membeli lebih banyak senjata dari Rusia, tetapi akan menunggu untuk melihat berapa banyak dari kesepakatan ini yang benar-benar terwujud,” kata Akhil Bery, direktur Inisiatif Asia Selatan di Institut Kebijakan Masyarakat Asia.

"Namun, hubungan AS-India bisa dibilang lebih kuat sekarang, karena kedua belah pihak mengakui bahwa China adalah ancaman geopolitik terbesar mereka."




Sumber : Kompas TV/Bloomberg/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x