Kompas TV internasional kompas dunia

Belum Ada Perempuan Terpilih Wakili Rakyat Dalam Pemilu Dewan Syura Qatar

Kompas.tv - 3 Oktober 2021, 14:33 WIB
belum-ada-perempuan-terpilih-wakili-rakyat-dalam-pemilu-dewan-syura-qatar
Para pemilih perempuan di pemilu Dewan Syura Qatar, Sabtu 02 Oktober 2021. (Sumber: Straits Times via AFP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Purwanto

Human Rights Watch pada bulan Maret mengatakan ketika tahun 2019 para perempuan men-tweet dari akun anonim tentang sistem perwalian Qatar, akun tersebut ditutup dalam waktu 24 jam setelah pejabat keamanan dunia maya memanggil seorang perempuan.

Naima Abdulwahab al-Mutaawa'a, seorang kandidat dan pekerja kementerian luar negeri yang ibunya lanjut usia datang untuk memilihnya, ingin mendesak sebuah badan yang mengadvokasi hak perempuan dan anak-anak.

Beberapa kandidat perempuan berusaha untuk mengadvokasikan hak sipil dan kewarganegaraan anak-anak warga negara perempuan Qatar yang menikah dengan orang asing, dimana seperti di negara-negara Teluk lainnya, tidak dapat mewariskan kewarganegaraan Qatar mereka kepada anak-anak mereka.

Sementara Aisha mengadvokasi untuk memberikan paspor, sesama kandidat Leena al-Dafa menyerukan kewarganegaraan penuh untuk anak-anak dalam kasus seperti itu.

Qatar memiliki satu menteri perempuan, yaitu Menteri Kesehatan Masyarakat Hanan Mohamed Al Kuwari.

Baca Juga: Qatar Kecewa dengan Taliban, Sebut Pendidikan Perempuan di Afghanistan Alami Kemunduran

Kandidat pemilu Dewan Syura Qatar, Al-Maha Al-Majid. 18 perempuan ikut bersaing menjadi anggota Dewan Syura Qatar diantara 183 kandidat (Sumber: Straits Times)

Leena, seorang penulis, tidak melihat mereka yang menentang perempuan di Dewan Syura sebagai hambatan karena emir yang berkuasa, dan hukum, mendukung partisipasi perempuan.

"Hukum memberi saya hak ini ... Saya tidak peduli apa yang dikatakan orang agresif tentang itu," katanya, seraya menambahkan perempuan paling cocok untuk mendiskusikan masalah mereka.

Al-Maha al-Majid, seorang insinyur sektor industri berusia 34 tahun ikut mencalonkan diri, mengadvokasikan perbahan pola pikir.

"Untuk meyakinkan laki-laki (untuk memilih perempuan), ya, kita mungkin harus bekerja atau usaha ekstra ... Saya bersedia mengambil upaya ekstra ini untuk masuk gelanggang dan meyakinkan masyarakat ini bahwa perempuan mampu melakukannya," katanya.

Bagi sebagian orang, ada banyak kelakuan yang sulit untuk digoyang.

Kandidat laki-laki Sabaan Al Jassim, 65, mendukung perempuan yang mencalonkan diri dalam pemilihan tetapi mengatakan peran utama mereka tetap dalam keluarga.

"Mereka ada di sini, mereka memiliki sidik jari mereka dan mereka memiliki suara dan hak pilih mereka... Tapi yang paling penting adalah di rumah, untuk mengurus anak-anak dengan keluarga," katanya di tempat pemungutan suara di mana Aisha dan Naima duduk di seberang ruangan darinya.




Sumber : Kompas TV/Straits Times/AFP


BERITA LAINNYA



Close Ads x