Kompas TV internasional kompas dunia

Qatar Kecewa dengan Taliban, Sebut Pendidikan Perempuan di Afghanistan Alami Kemunduran

Kompas.tv - 1 Oktober 2021, 10:13 WIB
qatar-kecewa-dengan-taliban-sebut-pendidikan-perempuan-di-afghanistan-alami-kemunduran
Sejumlah anggota pasukan Taliban tengah berpose dengan bendera Taliban di kediaman gubernur di provinsi Ghazni di tenggara Afghanistan, Minggu (15/8/2021). (Sumber: AP Photo/Gulabuddin Amiri, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

DOHA, KOMPAS.TV - Qatar mengecam tindakan yang dilakukan Taliban terkait pendidikan perempuan di Afghanistan.

Mereka menegaskan bahwa pendidikan perempuan Afghanistan di bawah Taliban mengecewakan dan mengalami kemuduran.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al-Thani, saat bertemu dengan Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell di Doha, Kamis (30/9/2021).

Ia pun menegaskan agar grup tersebut melihat ke Doha mengenai bagaimana cara menjalankan negara dengan sistem Islam.

Baca Juga: Ribuan Pengungsi Afghanistan akan Tiba di AS Minggu Depan

Sheikh Mohammed mengeluarkan pernyataan tersebut setelah Taliban tak mengembalikan para pelajar perempuan untuk kembali bersekolah setelah kelompok itu mengambil alih kekuasaan.

“Aksi terbaru yang kita lihat sangat disayangkan terjadi di Afghanistan,” ujarnya dikutip dari Al-Jazeera.

“Sangat mengecewakan melihat langkah mundur yang diambil,” ucapnya.

Doha sendiri memiliki peran penting terkait pemulangan pasukan Amerika Serikat (AS), setelah diadakannya perjanjian antara Pemerintah AS dan Taliban, 2020 lalu.

Perjanjian itu juga yang membuat Taliban akhirnya kembali berkuasa di Afghanistan.

“Kami perlu terus melibatkan mereka dan mendesak untuk tak mengambil tindakan seperti itu,” tuturnya.

Baca Juga: Setelah 15 Tahun Dipenjara, Seorang Pria Dibebaskan Dari Tuduhan yang Menyebabkan Kematian Lima Anak

“Kami juga telah mencoba menunjukkan kepada Taliban bagaimana negara-negara Muslim dapat menjalankan hukum merek dan menangani masalah perempuan,” kata Sheikh Mohammed.

Ia menegaskan salah satu contoh yang bisa mereka ambil adalah Qatar.

“Qatar merupakan negara Muslim. Sistem kami adalah sistem Islam, tetapi kami memiliki perempuan yang mampu melewati pria di tempat kerja, pemerintahan dan pendidikan tinggi,” katanya.

Pada beberapa pekan terakhir, Taliban telah dituduh melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia, termasuk penggantungan jasad dari empat terduga penculik di Herat.

Penggantungan jasad tersebut menjadi hukuman publik paling tersorot sejak Taliban mengambil alih kekuasan pada Agustus lalu.



Sumber : Al-Jazeera


BERITA LAINNYA



Close Ads x