Kompas TV internasional kompas dunia

Hakainde Hichilema Resmi Jadi Presiden Baru Zambia, Mengaku Anak Gembala dan Terlahir Miskin

Kompas.tv - 24 Agustus 2021, 14:31 WIB
hakainde-hichilema-resmi-jadi-presiden-baru-zambia-mengaku-anak-gembala-dan-terlahir-miskin
Setelah enam kali mencoba menjadi presiden melalui Pemilu, Hakainde Hichilema akhirnya memenangkan pemilu Zambia dan diambil sumpahnya pada hari Selasa sebagai presiden Zambia. Hakainde adalah seorang taipan bisnis yang menggambarkan dirinya anak gembala biasa, seperti dilansir France24, Selasa, (24/08/2021) (Sumber: Rodger Bosch/France24 via AFP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

LUSAKA, KOMPAS.TV - Negara Zambia di Afrika hari ini memiliki presiden baru. Setelah enam kali mencoba menjadi presiden melalui Pemilu, Hakainde Hichilema akhirnya memenangkan pemilu Zambia dan diambil sumpahnya pada hari Selasa sebagai presiden Zambia.

Hakainde adalah seorang taipan bisnis yang menggambarkan dirinya sebagai "anak gembala sapi" biasa, seperti dilansir France24, Selasa, (24/08/2021)

Pada pemilu 12 Agustus kemarin, Hakainde mengumpulkan hampir satu juta suara lebih banyak dari pendahulunya dan saingan lamanya, Edgar Lungu. Pada dua pemilu sebelumnya, Hakainde dua kali kalah tipis.

Yang terakhir adalah pada pemilihan 2016, di mana Lungu meraih kemenangan dengan selisih hanya 100.000 suara lebih.

Kali ini, pemimpin oposisi berusia 59 tahun itu mengungkapkan ketidakpuasan yang meluas terhadap pengelolaan ekonomi Zambia oleh Lungu dan apa yang disebutnya sebagai "rezim brutal."

Hichilema tidak asing dengan kontroversi di negara Afrika selatan yang kaya tembaga, setelah berkali-kali berbenturan dengan pihak berwenang. Hakainde mengungkap, dirinya 15 kali ditangkap sejak terjun ke dunia politik.

Setelah pemilihan 2016, ia menghadapi tuduhan makar karena diduga gagal menepikan kendaraan untuk memberi jalan kepada iring-iringan presiden.

Dia menghabiskan empat bulan di penjara dengan keamanan maksimum sebelum dakwaan dijatuhkan, dan kini menjanjikan "demokrasi yang lebih baik" di bawah pemerintahannya.

"Kami tidak akan menangkap mereka yang menangkap kami, karena dengan demikian kami tidak ada bedanya dengan mereka," kata Hichilema, yang dikenal sebagai "HH", dalam pidato pertamanya kepada rakyat Zambia sebagai pemenang pemilu.

Sebagai presiden, ia mewarisi ekonomi yang ruwet setelah pendahulunya dianggap terlalu memboroskan anggaran negara di mana lebih dari separuh penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan bahkan sebelum pandemi Covid-19.

Tahun lalu, Zambia menjadi negara Afrika pertama yang gagal membayar utangnya di era virus corona.

Baca Juga: Tuntut Pembayaran Gaji Ketika Siaran Langsung, Presenter TV di Zambia Malah Dipecat

Zambia, berwarna biru, terletak di benua Afrika. Setelah enam kali mencoba menjadi presiden melalui Pemilu, Hakainde Hichilema akhirnya memenangkan pemilu Zambia dan diambil sumpahnya pada hari Selasa, 24 Agustus 2021 sebagai presiden Zambia. (Sumber: mapsland)

"Kami memiliki tugas besar ke depan untuk menghidupkan kembali ekonomi kami dan memenuhi harapan Anda," kata Hichilema dalam pidato yang sama.

"Perjalanan akan berat dan menantang, akan ada suka dan duka, tetapi saya yakin dengan kerja keras dan komitmen, kami akan berhasil membangun kehidupan yang lebih baik untuk Anda."

Hichilema, salah satu orang terkaya di Zambia, bekerja keras untuk menghilangkan citranya sebagai seorang elitis yang tidak memiliki kesamaan dengan rakyat kebanyakan.

"Saya hanya seorang anak gembala ... itu adalah cinta masa kecil," katanya kepada AFP seperti dilansir France24 dalam sebuah wawancara pada bulan Mei, menggambarkan dirinya sebagai "warga negara biasa, orang Afrika biasa".

Dalam pidato debutnya dia mengatakan, "Saya mendapat kesempatan... kami ingin memperluas kesempatan itu agar semua anak menjadi lebih baik dari HH (saya)."

Hichilema dilahirkan dari keluarga miskin di distrik selatan Monze, tetapi mengatakan "ketabahan dan tekadnya" di sekolah membuatnya mendapatkan beasiswa ke Universitas Zambia.

Dia lulus dengan gelar di bidang ekonomi dan administrasi bisnis sebelum mendapatkan gelar MBA di Universitas Birmingham Inggris.

Baca Juga: Tak Hanya Indonesia, Gabon juga Merdeka pada 17 Agustus, Ini 5 Fakta Negara di Afrika Itu

Presiden baru Zambia, Hakainde Hichilema. (Sumber: The Economist via Getty Images)

Pada usia 26, dia sudah menjadi CEO cabang Zambia dari sebuah firma akuntansi internasional yang besar, menurut partainya.

Dia bekerja keras untuk menjadi salah satu orang terkaya di negara itu, dengan jaringan bisnis yang mencakup keuangan, peternakan, properti, kesehatan dan pariwisata.

Para kritikus memandangnya sebagai orang luar politik, seorang pemimpin perusahaan yang terlempar ke politik setelah kematian Anderson Mazoka tahun 2006, mantan pemimpin Partai Persatuan untuk Pembangunan Nasional, yang didanai Hichilema pada saat itu.

Namun baru-baru ini, pria yang akrab dipanggil "Bally", slang untuk ayah dalam bahasa Zambia, "mencoba untuk lebih berbaur dengan (orang) biasa, menukar setelan bisnis yang disesuaikan dengan seragam kasual atau jeans," menurut analis Zambia O'Brien Ka'bah. .

Hichilema bersumpah untuk meninggalkan kantor dengan damai setelah menjalani masa jabatannya.

"Saya ingin meyakinkan orang-orang Zambia sebelumnya: ketika waktu kami untuk pergi tiba, kami akan pergi dengan anggun," kata dia dalam pidato perdananya.

Seorang Kristen dari kelompok etnis Tonga, Hichilema menikah dan memiliki tiga anak.




Sumber : Kompas TV/France24


BERITA LAINNYA



Close Ads x