Kompas TV internasional kompas dunia

Siti Sarah Belum Vaksinasi Covid-19 Saat Wafat Usai Melahirkan, Suami Akui Abaikan Kadar Oksigen

Kompas.tv - 11 Agustus 2021, 23:01 WIB
siti-sarah-belum-vaksinasi-covid-19-saat-wafat-usai-melahirkan-suami-akui-abaikan-kadar-oksigen
Penyanyi Malaysia Siti Sarah, yang meninggal karena Covid-19 tiga hari setelah melahirkan, sama sekali belum menjalani vaksinasi Covid-19 dan terlambat mendapat perawatan untuk infeksi Covid-19 yang dialami, dikatakan suaminya seperti dilansir Straits Times, Rabu, (11/08/2021). (Sumber: SITISARAHRAISSUDDIN/INSTAGRAM)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Fadhilah

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Penyanyi Malaysia Siti Sarah yang meninggal karena Covid-19 tiga hari setelah melahirkan, sama sekali belum menjalani vaksinasi Covid-19. Dia juga terlambat mendapat perawatan untuk infeksi Covid-19 yang dialami. Hal itu dikatakan suaminya seperti dilansir Straits Times, Rabu, (11/08/2021).

Shahmira Muhammad, seorang komedian yang lebih dikenal sebagai Shuib Sepahtu, mengatakan, dia ingin memasukkan istrinya yang berusia 36 tahun ke rumah sakit swasta tetapi diberitahu tidak ada tempat tidur yang tersisa untuk pasien Covid-19.

Menceritakan saat-saat di ambulans bersamanya, Shahmira berkata, "saya ingin membawa istri saya ke rumah sakit swasta, tetapi mereka penuh. Kemudian terpikir oleh saya bahwa tidak ada uang yang dapat menyelamatkan istri saya. Inilah yang terjadi."

Shuib Sepahtu, sang suami menambahkan, "istri saya tidak divaksinasi... Infeksi telah menyebar ke sebagian besar paru-parunya. Semua organnya tidak dapat berfungsi dengan baik."

Shahmira juga mengungkapkan istrinya, yang kematiannya menghancurkan hati para penggemarnya, mengalami tingkat oksigen yang rendah di rumah, tetapi dia mengabaikan fakta tersebut.

Baca Juga: Siti Sarah Sempat Kritis Saat Melahirkan, Harus Ditidurkan untuk Operasi Persalinan

"Saya salah. Kalau ada Covid-19, pastikan ada oksimeter. Saat kadar oksigen 95 ke bawah, jangan menunggu. Langsung ke rumah sakit. Istri saya bilang kadar oksigennya 93, 94. Saya mengatakan kepadanya tidak apa-apa. Saya terlalu lambat membawanya ke rumah sakit. Dan sekarang dia tidak lagi di sini."

Siti Sarah meninggal dunia pada Senin (09/08/2021) di Pusat Medis Universiti Kebangsaan Malaysia di Kuala Lumpur. Dia sedang hamil delapan bulan dengan anak keempatnya.

Putranya, Ayash Affan, dilahirkan melalui operasi caesar pada 6 Agustus, dua hari setelah dia dirawat di rumah sakit dan mengalami koma.

Suami dan ketiga anaknya juga dipastikan tertular virus tersebut pada 25 Juli. Kakaknya saat ini dirawat di rumah sakit karena Covid-19.

Shahmira mengatakan, keluarga tersebut tertular Covid-19 setelah pelayannya berjabat tangan dengan seorang teman saat membuang sampah.

Ternyata teman pembantu itu mengidap Covid-19.

"Sebelum istri saya meninggal, pembantu saya meninggal Jumat lalu. Covid-19 itu nyata. Saya dulu salah satu dari mereka yang tidak percaya pada Covid-19 tetapi kemudian itu terjadi pada saya," kata Shahmira di siaran langsung video Facebook hari Senin kemarin.

Baca Juga: Penyanyi Siti Sarah Meninggal, Suami: Saya Melihat Air Mata Jatuh di Pipinya


Belum jelas apakah Siti Sarah telah punya jadwal dan undangan untuk vaksinasi Covid-19 tetapi Shahmira mengatakan dirinya telah menerima dosis pertamanya.

Wafatnya Siti Sarah menyoroti kesenjangan dalam perang Malaysia melawan Covid-19 karena kasus harian dan kematian terus melonjak bahkan ketika negara itu meningkatkan vaksinasi.

Baik rumah sakit negeri maupun swasta penuh sesak dan kekurangan tempat tidur.

Pada hari Rabu, (11/08/2021) Malaysia melaporkan 20.780 infeksi baru, penghitungan harian tertinggi kedua sejauh ini sepanjang pandemi, dan mencatat 211 kematian.

Ahli epidemiologi Universiti Putra Malaysia Malina Osman mengatakan kepada The Straits Times beberapa faktor dikaitkan dengan risiko kematian yang tinggi di antara pasien Covid-19.

“Faktor yang teridentifikasi antara lain penyakit penyerta, dan kehamilan termasuk sebagai salah satu penyakit penyerta, serta pengobatan yang terlambat,” kata dr Malina.

Baca Juga: Malaysia Longgarkan Pembatasan Covid-19 Bagi Warga yang Sudah Divaksinasi, Apa dan di Mana Saja?

Sejumlah tenaga kesehatan yang mengenakan Alat Pelindung Diri tengah menggotong sebuah peti berisi jenazah korban Covid-19 di kompleks pemakaman Nirvana, Semenyih, Malaysia, Rabu (26/5/2021). (Sumber: AP Photo/Vincent Thian)

Selain itu, dia mengatakan data menunjukkan jumlah kematian berkorelasi dengan jumlah pasien di unit perawatan intensif (ICU) dan kasus aktif.

"Semakin tinggi jumlah pasien di ICU dan kasus aktif, semakin tinggi jumlah kematian," katanya, seraya menambahkan ini tidak dapat dihindari ketika rumah sakit kewalahan.

Varian Delta juga berkontribusi pada tingkat penularan virus yang tinggi, terutama jika kepatuhannya terhadap langkah-langkah pencegahan kurang, katanya.

Kementerian kesehatan Malaysia mengatakan hari Rabu, lebih banyak wanita hamil yang terinfeksi Covid-19 dan mereka berisiko lebih tinggi terkena infeksi parah, terutama pada trimester kedua dan ketiga.

Ibu hamil harus divaksinasi sebelum trimester ketiga untuk mengurangi risiko komplikasi, kata Direktur Jenderal Kesehatan Dr Noor Hisham Abdullah dalam sebuah pernyataan.

Dia mengatakan, antara Maret 2020 hingga Juni tahun ini, 3.396 ibu hamil telah tertular Covid-19. Hingga Senin, 70 orang telah meninggal.

Jumlah kasus yang melibatkan ibu hamil mulai meningkat pada Oktober tahun lalu dengan rata-rata 200 kasus sebulan. Pada bulan Mei ini telah melonjak menjadi 850 kasus, diikuti oleh 899 pada bulan Juni.

Persentase wanita hamil yang membutuhkan perawatan intensif naik menjadi 5,3 persen pada Agustus dari 3 persen pada Juli.




Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x