Kompas TV internasional kompas dunia

India Larang Ekspor Vaksin Saat Tsunami Covid-19, Sejumlah Negara Kena Getahnya

Kompas.tv - 1 Mei 2021, 03:30 WIB
india-larang-ekspor-vaksin-saat-tsunami-covid-19-sejumlah-negara-kena-getahnya
Kremasi massal jenazah korban Covid-19 di India pada 26 April 2021. India menghadapi gelombang kedua serangan penularan Covid-19 yang sangat parah, membuat sistem kesehatan negara itu hampir runtuh. (Sumber: AP Photo/Channi Anand)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Hariyanto Kurniawan

DHAKA, KOMPAS.TV – Beragam cara ditempuh India demi menangani krisis Covid-19 yang melanda, di antaranya dengan meningkatkan produksi vaksin dan melarang ekspor vaksin.

Larangan mengekspor vaksin ke luar negeri yang dilakukan India ini tentu berdampak dengan berkurangnya pasokan vaksin bagi negara-negara tetangga, seperti Bangladesh, Nepal, Sri Lanka dan Bhutan.

Lalu seperti apa kondisi negara-negara tetangga India ini akibat krisis Covid-19 yang melanda India? Berikut rangkumannya seperti dilansir dari The Associated Press, Jumat (30/4/2021):

Baca Juga: Krisis Covid-19 di India, Sejumlah Bintang Bollywood ‘Melarikan Diri’ Berlibur ke Maladewa

BANGLADESH

Lonjakan kasus virus corona di India menerbitkan kekhawatiran luas bagi negara yang memiliki perbatasan dengan India sepanjang 4.000 kilometer ini. Dalam beberapa pekan terakhir, terjadi lonjakan kasus dan kematian di Bangladesh.

Negara berpenduduk 160 juta jiwa yang dihuni mayoritas muslim ini memberlakukan lockdown hingga 5 Mei mendatang, dan kemungkinan akan diperpanjang.

Sejumlah pejabat Bangladesh khawatir, varian virus baru yang beredar di India dapat membawa kehancuran bagi Bangladesh.

“Ini masalah yang sangat memprihatinkan bagi kami,” ujar Dr ASM Alamgir, peneliti utama Institut Epidemiologi, Pengendalian dan Penelitian Penyakit pemerintah.

“Kekhawatiran itu telah membuat pemerintah untuk menghentikan seluruh pergerakan lintas-batas orang.”

Baca Juga: Pertama di Bangladesh, Seorang Transgender Dipekerjakan Stasiun TV Sebagai Presenter Berita

Lantaran India melarang ekspor vaksin AstraZeneca yang dibuat di Institut Serum India, Bangladesh kini berpaling ke Rusia dan China dan berupaya memperoleh teknologi untuk memproduksi vaksin mereka secara lokal.

NEPAL

Berbatasan langsung dengan India sepanjang 1.800 kilometer membuat Nepal khawatir. Pasalnya, sejak tsunami Covid-19 meruntuhkan sistem kesehatan India, para pekerja migran Nepal di India mulai berdatangan kembali melintasi perbatasan ini.   

Pemerintah Nepal memerintahkan tes dan karantina bagi para pekerja migran yang tiba dari India. Namun pada kenyataannya, banyak yang berhasil menyelinap kembali ke desa mereka masing-masing tanpa terdeteksi petugas.

Kaum muslim Nepal melaksanakan salat Jumat dengan pembatasan sosial di sebuah masjid di Kathmandu, Nepal, Jumat (30/4/2021). (Sumber: AP Photo/Niranjan Shrestha)

Sejak Januari, Nepal telah memulai vaksinasi sebanyak 1 juta dosis menggunakan vaksin AstraZeneca yang didonasikan India. Namun, lantaran India dihantam krisis Covid-19, larangan ekspor vaksin yang diterapkan India membuat pengiriman vaksin ke Nepal terhenti.

Baca Juga: Wow, Covid-19 Sudah Sampai Gunung Everest Setelah Seorang Pendaki Dinyatakan Positif

Nepal telah membayar 1 juta dosis vaksin tambahan dari India, namun sejak Maret, pengiriman vaksin dari India tak kunjung datang. Pengiriman vaksin ini rencananya digunakan bagi kaum manula yang dijadwalkan menerima vaksinasi dosis kedua pada bulan Mei.

Nepal melanjutkan vaksinasi dengan 800.000 dosis vaksin yang didonasikan dari China, dan kini negara itu tengah bernegosiasi dengan Rusia untuk memperoleh vaksin Rusia.

SRI LANKA

Selama berbulan-bulan sebelumnya, jumlah kasus harian penularan Covid-19 di Sri Lanka hanya berkisar di bawah 200. Namun pekan lalu, angkanya tiba-tiba melonjak tajam hingga mencapai 1.466 pada Kamis (29/4/2021). Jumlah ini merupakan angka tertinggi dalam sehari sejak pandemi dimulai lebih dari setahun lalu.

Lonjakan angka kasus penularan ini sebagian disebabkan oleh perayaan festival Tahun Baru yang jatuh pada 14 April lalu. Para pejabat kesehatan dan pemerintahan memperingatkan, yang terburuk akan terjadi.

Baca Juga: Tak Terima Mahkotanya Dicopot Paksa, Pemenang Kontes Kecantikan Sri Lanka Akan Tempuh Jalur Hukum

Pasangan suami istri menerima suntikan vaksin Covid-19 di sebuah pusat kesehatan di Kolombo, Sri Lanka, Jumat (30/4/2021). (Sumber: AP Photo/Eranga Jayawardena)

“Sri Lanka berada di tahap awal lonjakan kasus penularan, dan ini situasi yang sangat berisiko bagi negara kami,” ujar Dr Padma Gunarathne, Presiden Asosiasi Medis Sri Lanka.

Dengan populasi hampir 22 juta penduduk, Sri Lanka telah mencatat 104.953 kasus Covid-19 dengan 655 kematian. Lonjakan kasus ini antara lain disebabkan oleh beredarnya varian virus baru yang lebih menular.

BHUTAN

Meski miskin dan berbatasan langsung dengan China – tempat awal virus corona terdeteksi – dan India – yang kini tengah mengalami krisis Covid-19 –, Bhutan menjadi contoh kisah sukses di kawasan itu.

Negara kecil dengan populasi hanya sekitar 800.000 penduduk ini hanya mencatat 1.059 kasus penularan dengan 1 kematian saja.

Baca Juga: Mengenal Fakta Bhutan, Negara Penuh Rahasia di Asia Selatan

Kesuksesan Bhutan menangani pandemi berasal dari pemberlakukan lockdown dan karantina sejak dini, pelacakan kontak dan sejumlah pembatasan lain. Program percepatan vaksinasi pada tahun ini juga menjadi faktor penyumbang.

Hingga 26 April lalu, statistik pemerintah mencatat lebih dari 480.000 dosis vaksin telah diberikan pada penduduk.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x