Kompas TV internasional kompas dunia

Temukan 3 Kasus Covid-19 Baru dalam Komunitas, Kota Auckland Berlakukan Lockdown

Kompas.tv - 15 Februari 2021, 04:37 WIB
temukan-3-kasus-covid-19-baru-dalam-komunitas-kota-auckland-berlakukan-lockdown
Ribuan warga kota Wellington menyaksikan konser musik Six60 tanpa masker dan tanpa menjaga jarak, Sabtu (13/2/2021). Namun setelah Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan ditemukannya tiga kasus Covid-19 baru dalam komunitas di Auckland, Minggu (14/2/2021), kewaspadaan masyarakat di Selandia Baru langsung meningkat. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu

WELLINGTON, KOMPAS.TV - Kota Auckland yang merupakan kota terbesar di Selandia Baru, akan diisolasi selama tiga hari , mulai dari Senin (15/2/2021) pukul 00.00. Hal ini dilakukan menyusul ditemukannya tiga kasus baru Covid-19 dalam komunitas masyarakat di Auckland.

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan langkah tersebut setelah melakukan pertemuan dengan anggota parlemen. Dia mengatakan, mereka memutuskan untuk mengambil pendekatan hati-hati sampai mereka dapat mengumpulkan lebih banyak informasi tentang kasus yang baru muncul.

“Saya meminta warga Selandia Baru untuk terus menjadi kuat dan baik hati,” kata Ardern pada konferensi pers pada Minggu (14/2/2021) malam.

Baca Juga: Baru Mulai Vaksinasi Covid-19 20 Februari, Warga Selandia Baru Sudah Bebas Berpesta Tanpa Masker

“Saya tahu kita semua merasakan hal yang sama ketika ini terjadi. Kita semua mendapatkan perasaan 'tidak lagi (untuk lockdown)'. Tapi ingat, kita pernah berada (di posisi) ini sebelumnya dan itu berarti kita tahu bagaimana keluar dari ini lagi, dan itu (kita lakukan) bersama," ujarnya.

Dalam peningkatan status waspada ini, kota Auckland berada dalam status siaga level 3, dimana dalam tingkatan ini, perjalanan dari dan ke Auckland hanya boleh dilakukan untuk keperluan yang sangat penting. Selain itu, warga di Auckland hanya boleh melakukan kerumunan sebanyak maksimal 10 orang. Warga juga diminta untuk menjaga jarak dan memakai masker.

“Kami juga meminta warga di Auckland untuk tentap tinggal di rumah, serta kerja dan belajar dari rumah jika memungkinkan,” ujar pemberitahuan dari pemerintah Selandia Baru dalam akun Instagram @uniteagainstcovid19, yang merupakan saluran resmi pemerintah tentang informasi mengenai Covid-19.

Hanya beberapa menit setelah Ardern mengumumkan peningkatan status waspada ini, seluruh warga Selandia Baru pun mendapatkan sms tentang pemberitahuan informasi baru ini. Dengan adanya penyebaran informasi yang masif, warga pun langsung meningkatkan kewaspadaan.

Sedangkan bagi kota-kota lain di Selandia Baru, status kewaspadaan ditingkatkan menjadi level 2. Dalam level 2 ini, sekolah dan perkantoran masih tetap buka, namun harus memakai masker jika menggunakan kendaraan umum. Sedangkan kerumunan dibatasi menjadi maksimum 100 orang.

Berdasarkan pantauan Kompas TV di kota Wellington, kehidupan warga masih berjalan seperti biasa. Sekolah dan perkantoran masih tetap dibuka. Namun warga yang menaiki kendaraan umum di kota ini sudah kembali mengenakan masker. Sebelumnya, warga di Selandia Baru telah hidup kembali ke masa sebelum Covid-19 dengan tidak mengenakan masker dan tidak perlu menjaga jarak sosial.

Baca Juga: Gempa Bawah Laut yang Kuat Melanda Bagian Utara Selandia Baru

Bahkan pada Minggu (14/2/2021), warga baru saja merayakan festival tahun baru China di Wellington dengan perayaan yang melibatkan ratusan orang. Pada Sabtu (13/2/2021), ribuan warga kota Wellington pun menghadiri konser musik band Six60 tanpa mengenakan masker dan tidak menjaga jarak sosial.

Namun setelah Perdana Menteri mengumumkan peningkatan status waspada pada Minggu malam, seluruh warga langsung meningkatkan kewaspadaan sesuai aturan yang ditetapkan pemerintah.

Kerentanan Terbesar Selandia Baru Ada di Perbatasan

Selandia Baru saat ini merupakan negara yang dianggap paling sukses menghadapi pandemi Covid-19, karena menjaga perbatasannya dengan ketat. Hingga kini, perbatasan Selandia Baru hanya dibuka bagi warga negaranya sendiri yang ingin pulang ke kampung halaman. Dari warga yang baru pulang dari luar negeri inilah, biasanya menjadi celah bagi kembalinya Covid-19 di negara yang hanya berpenduduk sekitar 5 juta jiwa ini.

Para pendatang dari luar negeri wajib menyelesaikan masa karantina ketat selama 2 minggu, di pusat isolasi yang dikelola pemerintah. Dalam masa karantina ini, pendatang menjalani tiga kali tes Covid-19.

Baca Juga: Gara-gara Tak Pakai Dasi, Anggota Parlemen Selandia Baru Diusir Dari Sidang

Meskipun telah menjaga perbatasan dengan ketat, namun ‘kebocoran’ tetap masih bisa terjadi. Dalam tiga kasus terbaru yang ditemukan, kasus Covid-19 terjadi pada seorang bapak, ibu dan anaknya. Para pejabat mengatakan ibunya bekerja di perusahaan katering yang mencuci pakaian untuk maskapai penerbangan, dan pejabat sedang menyelidiki apakah kasus ini memiliki hubungan dengan penumpang yang terinfeksi.

Para pejabat mengatakan, wanita itu sendiri tidak pernah menaiki pesawat terbang ke luar negeri dalam beberapa waktu belakangan ini.

“Kami mengumpulkan semua fakta secepat kami bisa, dan sistem yang melayani kami dengan sangat baik di masa lalu benar-benar bersiap untuk melakukannya lagi,” kata Menteri Tanggap Covid-19 Selandia Baru Chris Hipkins.

Baca Juga: Penelitian: Indonesia Urutan 85 Kinerja Penanganan Covid-19, Selandia Baru Terbaik, Brazil Terburuk

Dia mengatakan, para ilmuwan tengah melakukan pengurutan genom untuk melihat jenis varian dalam kasus Covid-19 yang baru ditemukan ini. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah jenis virus ini cocok dengan penumpang pesawat terbang yang terinfeksi.

“Selandia Baru telah menahan Covid-19 lebih baik daripada hampir semua negara lain. Tapi seperti yang terus kami katakan, tidak ada yang benar-benar bebas risiko," ujar Hipkins seperti dikutip dari the Associated Press.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x