Cerita Produser The Last of Us Season 2 soal Casting Pemeran Abby: Terhambat Pemogokan di Hollywood

JAKARTA, KOMPAS.TV - Serial The Last of Us Season 2 tengah dinanti-nanti oleh para penggemarnya. Produser Craig Mazin pun memberikan bocoran, termasuk soal pemeran karakter Abby Anderson.

Pada musim pertamanya, The Last of Us selesai dengan sembilan episode. Serial yang diadaptasi dari gim ini bercerita tentang Joel (Pedro Pascal) dan Ellie (Bella Ramsey) yang berusaha bertahan hidup dari infeksi jamur cordyceps.

Pada The Last of Us Season 2, karakter baru bernama Abby Anderson akan diperkenalkan. Abby akan berperan sebagai co-protagonis, seperti Ellie.

Baca Juga: Awal Mula Yayu Unru Main di “The Last of Us” Bareng Christine Hakim, Ternyata Berawal dari Candaan

Kepada The Hollywood Reporter, Mazin membagikan cerita soal proses casting untuk karakter Abby Anderson. Mazin bilang, casting sudah dimulai, tetapi pihaknya belum menemukan orang yang tepat.

“Abby adalah pemeran utama yang ingin kami tangani. Kami memiliki rekam jejak yang cukup bagus dalam membuat pengumuman pemeran utama,” kata Mazin.

Dia menjelaskan, meski pemeran sebelumnya sempat membuat penonton ragu, tapi pihaknya melakukan yang terbaik untuk memilih pemeran. Terbukti, The Last of Us mendapat 24 nominasi Emmy Awards.

“Saya pikir, sejauh ini kami melakukannya dengan baik, penonton tampaknya merasa kami melakukannya dengan baik. Academy (Emmy Awards) tampaknya merasa kami melakukannya dengan baik,” sambung dia.

Baca Juga: Christine Hakim Nilai Joko Anwar Cocok jadi Sutradarai The Last of Us 2, Bercerita Tentang Apa?

Sayangnya, proses casting pemeran Abby dalam The Last of Us Season 2 terhambat karena adanya pemogokan yang terjadi di Hollywood. 

“Pemogokan menghentikan kami,” ujar Mazin.

Diketahui, pemogokan yang dilakukan serikat penulis atau Writers Guild of America (WGA) dan serikat aktor atau Screen Actors Guild - American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA) berdampak besar terhadap industri film di Amerika Serikat.

Pemogokan ini dilakukan karena pekerja di industri film menuntut keadilan gaji dan kelayakan kerja bagi para penulis dan aktor.