Kompas TV entertainment lifestyle

Cerita Farwiza Farhan, Aktivis Lingkungan yang Masuk 'Time 100 Next'

Kompas.tv - 9 Oktober 2022, 06:10 WIB
cerita-farwiza-farhan-aktivis-lingkungan-yang-masuk-time-100-next
Farwiza Farhan, aktivis lingkungan yang masuk Time 100 Next. (Sumber: Instagram/@wiiiiza)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Hariyanto Kurniawan

Wiza bercerita bahwa kecintaannya terhadap lingkungan tumbuh sejak masa kecil. Dia dibesarkan dalam keluarga yang cinta lingkungan.

“Kedua orang tua saya sangat suportif atas keinginan saya untuk mendedikasikan hidup melakukan hal-hal seperti ini, menyelam, berkelana di hutan, sampai kemudian membawa saya ke hari ini,” ungkap Wiza.

Farwiza Farhan kemudian bercerita bahwa saat dia menempuh studi S2 di Australia, dia sempat magang di sebuah lembaga think tank yang fokus pada implementasi carbon capture and storage technology untuk mengurangi emisi karbon. 

Baca Juga: Harimau Sumatera Sri Nabilla Dilepasliarkan ke Taman Nasional Gunung Leuser

Namun, dia merasa bahwa di sana bukan dunianya. Di tengah proses mencari jati diri, Wiza ‘bertemu’ dengan kawasan ekosisem Leuser. Kala itu, dia tengah membantu seseorang untuk memetakan lembaga-lembaga yang melakukan upaya perlindungan hutan di Sumatra.

"Kemudian dalam proses itu saya merasa tidak bahagia, saya merasa bukan di sini dunia saya, saya merasa saya ingin pulang."

“Saya merasa ini adalah lanskap yang sangat dekat dengan kehidupan saya. Ada keinginan untuk terus melanjutkan upaya-upaya yang sebenarnya sudah dilakukan oleh banyak orang lain.”

Baca Juga: Konflik Gajah Dan Manusia Di Leuser Di Tengahi Dengan Gajah

Konservasi bukan pekerjaan para konservasionis

Mengakhiri perbincangan, Farwiza Farhan mengungkapkan ancaman utama dalam perlindungan kawasan ekosistem di Indonesia.

Menurutnya, ancaman utamanya adalah paradigma yang mengatakan bahwa konservasi merupakan tugas pada konservasionis dan pemerintah.

“Tapi sebenarnya kita semua menikmati jasa lingkungan yang diberikan oleh hutan, kita semua punya tugas untuk melindungi hutan,” pungkasnya.

“Sadarilah bahwa segala yang kita konsumsi, mulai dari air bersih yang kadang-kadang datangnya lewat galon atau lewat keran itu berasal dari lingkungan yang sehat dan terjaga.”




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x