Kompas TV entertainment lifestyle

Tanggapan Ahli Gizi Soal Diet Tya Ariestya yang Tuai Kontroversi

Kompas.tv - 6 Maret 2021, 07:20 WIB
tanggapan-ahli-gizi-soal-diet-tya-ariestya-yang-tuai-kontroversi
Nama Tya Ariestya masih ramai dibicarakann usai program dietnya menuai banyak perdebatan. (Sumber: Instagram/@tya_ariestya)
Penulis : Fiqih Rahmawati

“Diet itu arti benernya pola makan. Bukan pantangan atau membatasi makanan. Salah besar kalau mau sehat kudu diet,” tegasnya.

Menurutnya, menjaga asupan gizi yang cukup dan baik merupakan hal yang penting karena manusia membutuhkan makronutrien dan mikronutrien.

"Karena dari sana tubuh ini didesain dan terkomposisi. Jika pilihan makronutrien itu baik dan diolah dengan benar, maka makronutrien sudah ada di dalamnya," jelas Tan.

Makronutrien ini terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak. Adapun karbohidrat nantinya akan dicerna menjadi gula dan sumber tenaga.

“Jadi bukan makan gulanya. Makan karbohidrat kompleks. Biarkan tubuh yang memecah dan mencerna,” papar Tan.

Baca Juga: Pernah 74 Kilogram, Ini Rahasia Diet Chef Renatta Turunkan Berat Badan

Tips diet ala ahli gizi

Untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar, seseorang perlu mengonsumsi makanan pokok, lauk pauk, buah-buahan, sayuran dan air minum sebanyak 8 gelas per hari.

Dengan demikian, zat nutrisi yang penting untuk tubuh dapat terpenuhi, di antaranya.

1. Karbohidrat, dengan kriteria:

  • Berpati (beras pecah kulit, umbi, jagung, sagu)
  • Tak berpati (sayur dan buah)
  • Kaya akan antioksidan
  • Kaya mineral
  • Kaya serat
  • Cukup energi
  • Bukan produk rafinasi

2. Protein, yang berasal dari berbagai makanan, sepert kacang-kacangan, telur, tempe, jamur, ayam, ikan atau sea food.

3. Lemak. Tan mengatakan bahwa lemak tidak selalu identik dengan minyak goreng. Lemak sehat dapat diperoleh dari makanan, seperti ikan laut dalam, telur, kelapa, kemiri dan kacang-kacangan, dan alpukat.

Baca Juga: Urutan Diet Terbaik di Tahun 2021, Diet Mediterania Juaranya

Soal menurunkan berat badan, Tan menegaskan bahwa keinginan untuk memiliki berat badan ideal tak harus dilakukan dengan menahan lapar dan mengurangi porsi makan.

“Nggak dosa makan banyak dan enak. Asal kualitasnya bener,” ujarnya.

Tan mengatakan bahwa kesalahan fatal yang sering terjadi adalah penganjur diet hanya berkutat pada kuantitas kalori.

Padahal, asupan zero calorie (nol kalori) seperti pemanis buatan jutsru membuat badan rusak karea kualitas gizi.

Meski demikian, Tan mengatakan bahwa pola hidup sehat tidak berangkat dari pola makan saja, tetapi juga hidup bersih dan olahraga.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x