Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Lazada Singapura PHK Ratusan Pegawai, Pesangon Lebih Rendah dari Shopee dan Grab

Kompas.tv - 4 Januari 2024, 23:34 WIB
lazada-singapura-phk-ratusan-pegawai-pesangon-lebih-rendah-dari-shopee-dan-grab
Ilustrasi. Lazada dilaporkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di Singapura. (Sumber: grid.id)
Penulis : Dina Karina | Editor : Vyara Lestari

SINGAPURA, KOMPAS.TV - Lazada dilaporkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di Singapura. Lazada Singapura adalah kantor pusat untuk perwakilan Asia Tenggara. 

Seperti dilansir dari Channel News Asia (CNA), Kamis (4/1/2024), PHK yang dilakukan perusahaan telah membuat karyawan syok hingga menangis. Pasalnya, PHK dilakukan secara tiba-tiba usai karyawan baru kembali dari liburan akhir tahun. 

Bahkan, banyak pegawai yang kembali dari liburan mereka karena diundang rapat dan baru diberitahukan bahwa mereka kena PHK. 

Seorang karyawan Lazada Singapura yang menjadi narasumber CNA menyampaikan, sejauh ini PHK dilakukan terhadap lebih dari 100 karyawan. 

"Ketika para pekerja Lazada kembali ke kantor pada tahun baru, mereka dapat merasakan ada yang tidak beres karena semua ruang pertemuan telah dipesan, dengan slot yang saling berurutan," kata pegawai yang tak mau disebutkan namanya itu. 

Baca Juga: Setelah PHK 200 Karyawan, Startup Bimbel Online Zenius Umumkan Tutup

"Beberapa mendapat undangan pertemuan pada malam sebelumnya, atau hanya beberapa jam sebelum sesi yang menakutkan di mana mereka diberitahu bahwa mereka telah kehilangan pekerjaan. Beberapa karyawan harus membatalkan cuti mereka untuk kembali menghadiri pertemuan mendadak," lanjutnya. 

Pemberitahuan PHK ini dimulai sejak Rabu (3/1). Para pegawai Lazada menyebut PHK ini sebagai hal yang tidak adil, tidak jelas, dan membingungkan. Rekan-rekan kerja mereka yang belum kena PHK juga tetap cemas karena menilai perusahaan kurang transparan soal PHK. 

Pengurangan pegawai dilakukan di seluruh departemen perusahaan. Beberapa departemen telah mengurangi sebagian besar tenaga kerja mereka.

Bahkan, ada satu departemen yang tadinya punya pegawai sekitar 20 hingga 30 orang, kini tinggal menjadi empat atau lima karyawan yang tersisa. 

Juru Bicara Lazada mengatakan, perusahaan sedang membuat penyesuaian proaktif untuk mentransformasikan tenaga kerja agar operasional bisnis Lazada lebih gesit dan efisien guna memenuhi kebutuhan bisnis masa depan.

Baca Juga: TikTok dan GoTo Resmi Bekerja Sama, Begini Sistem Pembayaran Jual-Beli di TikTok Shop

“Selama beberapa tahun terakhir, Lazada terus berkembang untuk memastikan kami mempertahankan model pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” ujar juru bicara tersebut.

“Transformasi ini mengharuskan kami menilai kembali kebutuhan tenaga kerja dan struktur operasional kami untuk memastikan Lazada berada pada posisi yang lebih baik dalam mempersiapkan masa depan bisnis dan sumber daya manusia kami," tambahnya. 

Seorang karyawan memperkirakan perusahaan memiliki sekitar 8.000 hingga 10.000 anggota staf di Singapura, termasuk tim logistik. 

Pada 2023, Lazada juga melakukan pemecatan terhadap sejumlah pegawainya. Namun biasanya hanya beberapa orang atau departemen tertentu yang terkena dampaknya. 

Saat ini, staf di seluruh bagian perusahaan dan di semua tingkatan terkena dampaknya. 

Baca Juga: Beli LPG 3 Kg Wajib Pakai KTP, Baru Bisa Bertransaksi Setelah Daftar di MyPertamina

Para karyawan mengaku, yang terkena PHK kali ini termasuk orang-orang yang berprestasi dan bahkan mereka yang baru saja dipromosikan turut dipecat. Sehingga, mereka tidak mengetahui siapa yang akan menjadi korban PHK berikutnya. 

Mereka juga mengatakan bahwa paket pesangon dari perusahaan lebih rendah dari yang diharapkan. Serta lebih buruk dari apa yang ditawarkan perusahaan teknologi lain seperti Shopee dan Grab kepada karyawannya yang diberhentikan tahun lalu. 

Salah seorang yang diwawancarai CNA mengatakan, ini adalah PHK terbesar yang pernah ia alami dan hal ini “menurunkan moral”. 

"Semuanya mengatakan bahwa mereka merasa mustahil untuk bekerja karena banyak orang yang bekerja sama dengan mereka telah diberhentikan. Faktor kuncinya adalah kurangnya komunikasi dan transparansi dari pihak manajemen," tutur karyawan itu. 

“Kita semua mempunyai hipotek yang harus dibayar, keluarga yang harus diurus,” imbuhnya.

Baca Juga: Simak Besaran Bunga Pinjol Saat Ini, Turun Mulai 1 Januari 2024

Karyawan lain mengatakan, dia diberitahu dalam pertemuan 20 menit bahwa dia telah diberhentikan. Dia diberi paket pesangon dan diminta menandatangani perjanjian. 

Lazada tidak menawarkan untuk membeli kembali opsi saham mereka, juga tidak menawarkan konseling atau dukungan lainnya.


Di sisi lain, Industri Digital Singapura, sebuah kantor pemerintah yang mendukung pertumbuhan sektor teknologi di Singapura, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Lazada dan lembaga pemerintah lainnya untuk membantu karyawan yang terkena dampak dengan peluang kerja alternatif. 

Adapun Lazada didirikan pada tahun 2012 oleh Rocket Internet, kemudian diakuisisi oleh Alibaba Group pada tahun 2016. 

Lazada Singapura adalah kantor pusat regional usaha e-commerce Alibaba di Asia Tenggara. Lazada Singapura menaungi bisnis di enam negara di kawasan ini. Yakni Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. 

Baca Juga: Petugas Dishub Naik Kap Mobil, Beli Pesawat Mirage Ditunda, Bawaslu Panggil Gus Miftah [TOP 3 NEWS]

Para karyawannya mengatakan bahwa mereka telah mendengar adanya PHK dari rekan-rekan mereka di negara lain. 

Pada Maret 2023 lalu, Alibaba mengumumkan restrukturisasi signifikan dan dipecah menjadi enam grup bisnis. Lazada kini berada di bawah Alibaba International Digital Commerce bersama platform e-commerce lainnya seperti AliExpress, Trendyol, dan Daraz. 

Kemudian pada 14 Desember 2023, Alibaba Group mengumumkan tambahan investasi sebesar 634 juta dollar AS ke Lazada. 

Saat ini, Lazada menghadapi persaingan yang ketat di sektor e-commerce di Asia Tenggara dengan Shopee dan TikTok.

Seperti diketahui, TikTok milik ByteDance baru-baru ini menginvestasikan 1,5 miliar dollar AS di Tokopedia, platform e-commerce terbesar di Indonesia. Pada Maret tahun lalu, Alibaba Group mempekerjakan 235.000 orang.

 

 



Sumber : CNA


BERITA LAINNYA



Close Ads x