Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

India Batasi Impor, Vietnam dan Thailand Kini Jadi Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia

Kompas.tv - 16 Oktober 2023, 23:08 WIB
india-batasi-impor-vietnam-dan-thailand-kini-jadi-pemasok-beras-terbesar-ke-indonesia
Ilustrasi beras impor. Vietnam dan Thailand kini menjadi pemasok beras terbesar ke Indonesia, setelah India membatasi impor komoditas pangan itu sejak Juli 2022. (Sumber: Bulog)
Penulis : Dina Karina | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV- Vietnam dan Thailand kini menjadi pemasok beras terbesar ke Indonesia, setelah India membatasi impor komoditas pangan sejak Juli 2022. 

Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkap, Rusia dan Bangladesh sebenarnya juga membatasi ekspor beras.

Namun keduanya bukan eksportir utama beras ke Indonesia, sehingga hal itu tidak terlalu berpengaruh. 

BPS mencatat, dari total beras impor yang masuk ke RI per September 2023, beras India hanya 0,39 persen. 

Sedangkan beras Vietnam sebesar 74,06 persen, Thailand 24,35 persen, dan negara lainnya 1,2 persen.

Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers Rilis Berita Resmi Statistik di Jakarta, Senin (16/10/2023). 

"Tentu impor kita beralih ke negara lain, sehingga proporsi impor beras Indonesia terbesar berasal dari Vietnam dan Thailand," kata Amalia. 

Baca Juga: Menperin Agus Gumiwang Sebut Kawasan Berikat dan PLB jadi Pintu Masuk Barang Impor Ilegal

Negeri Gajah Putih Thailand ternyata juga menjadi pemasok terbesar gula impor ke Indonesia lantaran India juga membatasi ekspor gula pada Juni 2022. 

Selain Thailand, Indonesia mendapat stok gula impor dari Brasil.

Di mana proporsinya Thailand sebesar 58,76 persen​​​​ dan Brasil sebesar 39,41 persen.

"Dari total impor gula Indonesia, proporsi paling besar impor gula berasal dari Thailand dan Brasil," sebut Amalia. 

Hal serupa juga dilakukan oleh Libanon dan Pakistan, yaitu melarang ekspor gula. Tapi karena RI tidak mengimpor gula dari keduanya, maka tidak ada pengaruhnya. 

Diberitakan Kompas.tv sebelumnya, pemerintah berencana menambah impor beras sebanyak 1,5 juta ton.

Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengatakan, impor dilakukan sebagai upaya memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Baca Juga: Heboh Video Beras Sintetis Beredar di Binjai, Bulog Buktikan itu Hoaks!

Pasalnya, kekeringan akibat El Nino diprediksi akan terus berlanjut hingga Desember 2023.

Arief yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu menyebut, impor 1,5 juta ton beras akan berasal dari Vietnam dan Thailand.

Kemudian penambahan 1,5 juta ton, berapapun yang bisa masuk untuk memback up lebih baik," kata Arief di Kementerian Pertanian pada Senin (9/10/2023).

"Tapi saya pinginnya ke depan panennya itu Sukamandi, Pinrang, Sidrap, Lampung, kita pinginnya nanti lokal. Jangan kita bangga impor-impor terus. Ini hanya emergency untuk men-top-up stock levelnya Bulog," tambahnya.

Arief menyebut izin impor tambahan itu sudah diterbitkan oleh kementerian Perdagangan.

Namun ia belum mengungkapkan, kapan pastinya impor dilakukan.

Baca Juga: Beras dan Gula Mahal, MinyaKita Hilang dari Peredaran

"Sudah, sudah selesai semua. Kemenko sudah, sini sudah, Menteri Perdagangan juga sudah. Jadi, ini buktinya bahwa koordinasi antara kementerian lembaga sudah sangat cepat sekarang," ujarnya.

Impor 1,5 juta ton itu di luar dari impor beras 2 juta ton, yang sudah dilakukan sepanjang tahun ini hingga November 2023 nanti.

Arief menerangkan, berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), stok beras per 6 Oktober 2023 di gudang Bulog sebesar 1,7 juta ton.

Terdiri dari 1,63 juta ton CBP dan 74.000 ton stok beras komersial 5 persen stok CBP tersebut berasal dari impor. 

Sementara itu, Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso menyebutkan, China adalah opsi untuk impor beras terakhir.

Baca Juga: Zulhas Ungkap Penyaluran Beras SPHP Kemasan 5 Kg Terkendala Proses Packing

Menurut Budi, pemerintah masih akan menjajaki beberapa negara lain untuk memenuhi kuota penugasan impor beras tambahan untuk Desember 2023 hingga awal 2024, sebesar 1,5 juta ton.

"Begitu ada penugasan itulah yang akan kami lakukan. Kami jajaki negara mana di antara Vietnam, Thailand, Pakistan bisa kalau mereka tidak bisa menutup keran ekspor seperti India, saya akan menghubungi China," kata Budi beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari Antara.

Budi menjelaskan, pemerintah China menyatakan siap untuk mengimpor 1 juta ton beras apabila sewaktu-waktu Indonesia membutuhkan. Pemerintah Indonesia mengapresiasi komitmen dari Negeri Tirai Bambu ini.

Namun, menurutnya, pemerintah akan terlebih dahulu menjajaki negara-negara lain sebelum memutuskan untuk mengimpor dari China salah satunya mempertimbangkan selisih harga yang diberikan.

Pemerintah menargetkan bisa mengimpor 1,5 juta ton beras hingga awal 2024. Namun, Budi mengakui bahwa target tersebut belum tentu tercapai.

Baca Juga: Warga Bukittinggi Sakit Setelah Makan Beras Sintetis, Ini Cara Bedakan Beras Asli dan Beras Plastik

"1,5 juta kita usahakan sesegera mungkin tapi menurut saya belum tentu kita bisa dapat semua, paling diupayakan 500 ribu ton. Karena tadi, yang dibutuhkan 700 ribu ton kalau dipakai sampai akhir tahun berarti 1,2 juta ton kan aman untuk persiapan Januari-Maret 2024," tuturnya. 

Di sisi lain, Budi menyampaikan, pemerintah akan terus memantau perkembangan cuaca dan produksi pertanian untuk menentukan kebutuhan impor beras.

Bila Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional melaporkan produksi pertanian dalam negeri cukup maka, menurut Budi, pemerintah tidak melakukan impor.

Namun bila kondisi sebaliknya maka mengimpor beras akan diperlukan karena pemerintah tidak ingin mengambil risiko kekurangan stok beras dan berdampak untuk masyarakat.

"Prinsipnya kami sangat berhati-hati, lagi pula yang dipakai ini uang pinjaman dari bank dengan bunganya komersil," ucapnya. 



Sumber : Kompas tv, Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x