Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Bapanas Sebut Kebijakan HET Beras Takkan Dihapus, Masih Diperlukan untuk Ukur Patokan Harga

Kompas.tv - 4 Oktober 2023, 14:03 WIB
bapanas-sebut-kebijakan-het-beras-takkan-dihapus-masih-diperlukan-untuk-ukur-patokan-harga
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetya Adi menyatakan, penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras tidak akan dicabut. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetya Adi menyatakan, penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras tidak akan dicabut. 

Penetapan HET masih diperlukan untuk melihat tren harga beras di pasaran. HET juga sudah dihitung bersama dengan sejumlah pihak.  

Sehingga dengan HET, produsen tetap mendapat keuntungan dan pembeli mendapat harga yang wajar. 

Saat ini harga beras memang terus naik. Tapi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak awal tahun sudah meminta HEY dinaikkan 20 persen. Tujuannya, agar petani tetap mendapat keuntungan karena biaya produksi padi juga naik. 

Baca Juga: 2 Juta Beras Impor Masuk November, Pimpinan DPR Minta Warga Jangan Panik

"Kalau HET dicabut bagaimana kita tahu harga itu lebih rendah atau lebih tinggi di pasar?," kata Arief kepada media di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023). 

"Nah ini dihitung, dan menjadi patokan kita bersama dan di awal tahun Pak Presiden sudah menaikan 20 persen untuk membantu petani," tambahnya. 

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) meminta pemerintah merevisi harga eceran tertinggi (HET) beras premium. Pasalnya, harga dari produsen terus naik tapi peritel tidak boleh menaikkan HET.

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan, naiknya harga beras membuat peritel kesulitan mendapatkan pasokan beras. Ia mengungkap saat ini mayoritas peritel mengalami permasalahan harga. 

Baca Juga: Peritel Minta HET Beras Premium Direvisi karena Harga Terus Naik dari Produsen

Dimana harga beli beras sudah mendekati HET yang ditetapkan pemerintah. Hal itu tentu saja membuat margin yang didapat menjadi tipis. 

"Sekarang harga belinya sudah dekat dengan HET, bahkan di beberapa daerah sudah di atas HET," kata Roy saat dikonfirmasi Kompas.TV, Rabu (3/10/2023). 

Menghadapi kondisi itu, Roy menyebut ada peritel yang tetap bertahan menjual sesuai HET, tapi ada juga yang menjual di atas HET. 

"Tapi kan enggak bisa dibendung terus, karena harga produsen tiap hari berubah," ujarnya.

Baca Juga: Jokowi Tanggapi Kabar Mentan Yasin Limpo 'Hilang' Kontak di Eropa: Tunggu Saja!

Ia menilai, naiknya harga beras di tingkat produsen karena pasokan beras dari letani kian berkurang. Saat ini harga gabah sudah hampir Rp8.000, sehingga produsen juga ikut menaikkan harga.

Padahal sebelum adanya lonjakan harga, masyarakat sudah bisa mendapatkan beras kualitas seharga Rp8.000.   

"Jumlah premium (beras) juga terkendala dengan adanya pasokan yang berkurang. Sehingga produsen menaikkan harga," tambahnya.


 

HET saat ini diatur oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) lewat Perbadan No.7/2023. Aturan itu menyebutkan HET beras premium sebesar Rp13.900 - Rp14.800 per kilogram.

Baca Juga: Mengapa TikTok Shop Ditutup? Cegah Penyalahgunaan Data Pribadi hingga Tak Ada Izin

Ia berharap, jika Bapanas merevisi HET beras, harga itu akan berlaku selama 6 bulan ke depan. Yakni selama El Nino berlangsung dan berdampak pada produksi beras. 

Ia pun mengaku tak masalah jika HET beras kembali diturunkan saat El Nino usai dan stok beras kembali normal. 



Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x