Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Peritel Minta HET Beras Premium Direvisi karena Harga Terus Naik dari Produsen

Kompas.tv - 4 Oktober 2023, 08:46 WIB
peritel-minta-het-beras-premium-direvisi-karena-harga-terus-naik-dari-produsen
Beras premium program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual dalam kemasan 5 kg. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) meminta pemerintah merevisi harga eceran tertinggi (HET) beras premium. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

Beras premium yang dijual peritel seperti Indomaret dan Alfamart adalah beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual dalam kemasan 5 kg. Sejak dua pekan terakhir, peritel membatasi pembelian hanya boleh 2 kemasan per orang. 

Hal itu dilakukan untuk mencegah panic buying dan meratakan konsumsi beras yang jadi bagian operasi pasar itu.

Pemerintah juga menindak penjual yang menjadi mitra penyalur beras SPHP yang menjualnya di atas HET. Seperti yang terjadi di Provinsi Bengkulu. 

Baca Juga: Harga Eceran Beras Tembus Rp13.000 Perkilogram di Poso

Perum Bulog Provinsi Bengkulu memberikan sanksi terhadap lima mitra penyalur komoditas beras program SPHP, karena menjual beras tersebut melebihi harga eceran tertinggi.

"Ada lima yang kami cabut izinnya di seluruh provinsi, masalahnya mereka tidak menjual sesuai ketentuan, menjual di atas HET," kata Pemimpin Bulog Wilayah Bengkulu Bakhtiar, seperti dikutip dari Antara, Selasa (3/10). 

Ia mengatakan, sanksi tegas tersebut merupakan upaya Bulog dalam menjamin beras SPHP yang disalurkan ke masyarakat harganya terjangkau dan sesuai dengan yang diatur pemerintah.

Bulog kata dia terus rutin mengawasi mitra mereka "outlet" Rumah Pangan Kita agar terus menyalurkan bahan pokok murah sesuai regulasi yang telah ditentukan.

Bulog Bengkulu juga menerima informasi terdapat pedagang yang menjual beras program SPHP di atas HET. 

Baca Juga: TikTok Shop Resmi Tak Boleh Jualan Mulai Hari Ini, 4 Oktober 2023

"Kami meminta untuk tidak menjual di atas HET. Karena pedagang ini bukan mitra, kemungkinan mereka sepertinya membeli pada mitra kami untuk dijual kembali, jadinya mereka mau tidak mau menjual di atas harga beli ke mitra agar mendapatkan keuntungan," tuturnya. 

Para pedagang tersebut, lanjut Bakhtiar, sebaiknya menjalin kerja sama dengan Bulog sebagai mitra dengan menjadi "outlet" Rumah Pangan Kita (RPK). Sehingga mereka bisa mendapatkan stok beras SPHP langsung dari Bulog dengan harga yang semestinya untuk dapat dijual kembali sesuai regulasi HET.


 

"Sebaiknya jadi mitra kami saja daripada membeli SPHP ke mitra kami, sehingga bisa menjual kembali tidak melampaui HET. Ini tentunya juga memangkas rantai distribusi yang memberikan dampak positif, harga yang diterima masyarakat tidak tinggi untuk komoditas beras," katanya. 

Namun, menurut Bakhtiar menjadi mitra Bulog tentunya juga harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Salah satunya para pedagang tersebut awalnya benar-benar pedagang beras, bukan pedagang dadakan atau musiman yang mencari keuntungan.

"Mereka harus penuhi (syaratnya). tidak bisa mereka tiba-tiba jadi pedagang beras, awalnya bukan pedagang beras tiba-tiba mau bermitra dengan kami untuk berdagang beras, tentu tidak bisa," tuturnya.



Sumber : Kompas.tv, Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x