Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Ini Daftar Pekerjaan yang Bertambah dan yang Hilang Akibat Penggunaan Artificial Intelligence

Kompas.tv - 26 Juli 2023, 10:18 WIB
ini-daftar-pekerjaan-yang-bertambah-dan-yang-hilang-akibat-penggunaan-artificial-intelligence
Ilustrasi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. World Economic Forum menyebut AI akan menciptakan 69 juta jenis pekerjaan baru namun menghilangkan lebih banyak pekerjaan. Yakni sekitar 83 juta jenis pekerjaan. (Sumber: SHUTTERSTOCK)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

Perlu dicatat, angka tersebut belum termasuk jumlah penduduk angkatan kerja yang berstatus pengangguran terbuka dan setengah pengangguran. Untuk saat ini, tingkat pengangguran berada di angka 5,45 persen dan setengah pengangguran di angka 9,59 persen, sehingga jumlah keduanya mencapai 15,04 persen.

Bisa dibilang, dari 100 penduduk terdapat 15 orang di antaranya yang berstatus pengganguran dan setengah menganggur.

Kemudian, dari 17 lapangan pekerjaan utama yang diisi oleh penduduk yang bekerja, ada sejumlah sektor yang menyerap tenaga kerja paling banyak. Yakni sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat menyerap tenaga kerja sebesar 29,36 persen.

Yang kedua adalah sektor perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, serta penyediaan akomodasi makanan dan minuman.

Lalu jika dilihat dari jenis pekerjannya, posisi pertama adalah tenaga produksi atau operator alat, serta pekerja kasar industri. Ada 30,31 persen pekerja Indonesia yang mengisi posisi tersebut.

Baca Juga: Luhut Pakai Tenaga Kerja Asing untuk Awasi Pembangunan IKN, Ini Alasannya

Posisi kedua ditempati tenaga usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan (28,71 persen) dan disusul oleh tenaga usaha penjualan (19,65 persen). Selanjutnya, untuk tenaga tata usaha dan sejenisnya hanya 5,11 persen.


Kesimpulannya, pertama perkembangan teknologi dan situasi global berpotensi memberi dampak pada 50,38 juta penduduk Indonesia yang saat ini bekerja sebagai buruh ataupun karyawan perusahaan. Perkembangan teknologi juga membuat penduduk Indonesia yang masih menganggur ataupun semi pengangguran, terancam kian sulit masuk ke pasar tenaga kerja.

“Oleh karena itu, dalam perhitungan lima tahun ke depan, penduduk yang saat ini berusia 13 tahun sekalipun sudah harus menyiapkan diri menjawab tantangan pasar tenaga kerja di masa depan,” tulis Kompas.id dalam laporannya.

Kesimpulan kedua, pasar tenaga kerja Indonesia saat ini masih dominan di bidang praksis yang berkaitan dengan sektor industri baik skala besar maupun menengah. Sehingga dalam lima tahun ke depan, pekerja di sektor-sektor ini masih aman dari gempuran AI. Lantaran belanja modal yang diperlukan untuk pengadaan AI tidak sedikit, sehingga hanya perusahaan skala besar yang bisa menerapkannya.

Baca Juga: Anggota Komisi VII DPR Sebut Ahok akan Jadi Dirut Pertamina, Begini Respon Nicke Widyawati

Begitu juga jenis pekerjaan tata usaha atau sekretariat yang hanya memiliki porsi kecil dibandingkan jenis pekerjaan lainnya sehingga juga masih tergolong minim terdampak dari penggunaan AI itu.

Ketiga, ada sejumlah pekerjaan yang terancam hilang dengan adanya adopsi teknologi AI. Bidang industri yang terkait erat dengan penyedia layanan seperti administrasi pemerintahan, informasi dan komunikasi, serta aktivitas jasa lainnya akan terancam tergantikan oleh AI. Hanya saja, diperkirakan imbasnya masih relatif kecil dalam skala nasional.



Sumber : Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x