Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Bunga Acuan Naik Lagi, Gubernur BI Yakin Rupiah Menguat, Bisa Turun di Bawah Rp15.000?

Kompas.tv - 20 Januari 2023, 08:36 WIB
bunga-acuan-naik-lagi-gubernur-bi-yakin-rupiah-menguat-bisa-turun-di-bawah-rp15-000
Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuannya jadi 5,75 persen pada Kamis (19/1/2023) kemarin. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan itu akan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

"Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan imported inflation diperkuat dengan operasi moneter valas, termasuk implementasi instrumen berupa term deposit valas dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai mekanisme pasar," papar Perry. 

Sementata itu, ilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup turun tipis seiring kenaikan suku bunga acuan.


 

Rupiah ditutup melemah 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.104 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.088 per dolar AS.

"Keputusan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps sudah sesuai dengan harapan pasar. Dalam pernyataannya BI secara umum terlihat cukup optimistis akan pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian dan perlambatan global," kata Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong dikutip dari Antara. 

Baca Juga: Ternyata Ini Biang Kerok Badai PHK Startup: Bunga Acuan, Inflasi, dan Perang Rusia-Ukraina

Lukman menuturkan respons investor juga terlihat cukup positif dengan rupiah rebound setelah pengumuman BI, namun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih ditutup melemah tipis.

Sedangkan Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI tersebut bisa menjaga rupiah tidak terlalu melemah terhadap dolar AS karena spread suku bunga antara BI dan The Fed melebar.

"Tapi sentimen penggerak utama USDIDR (nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS) biasanya dari eksternal seperti kebijakan The Fed dan kekhawatiran resesi global," ujarnya.

Sementara Ekonom sekaligus Executive Director Segara Institute Piter Abdullah mengatakan kenaikan suku bunga acuan sudah diperkirakan akan berlanjut pada 2023.

 Proyeksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen sudah memperhitungkan kenaikan suku bunga acuan tersebut sehingga tidak mengagetkan pelaku ekonomi.

Baca Juga: Ingat Ya! Cuti Bersama Imlek Senin 23 Januari Tidak Wajib untuk Pekerja Swasta

Menurut dia, kenaikan suku bunga acuan BI akan semakin memperkuat rupiah yang selama sepekan terakhir sudah mengalami tren penguatan. Tetapi, tren penguatan masih rentan (fragile), bergantung kepada dampak ketentuan Devisa Hasil Ekspor (DHE) terhadap suplai dolar AS di pasar valas.

"Apabila ketentuan DHE terbukti bisa menambah supply dollar, rupiah akan melanjutkan penguatan. Demikian juga sebaliknya, bila tidak terbukti menambah supply valas, rupiah berpotensi kembali melemah," kata Pieter. 




Sumber : Kompas.com, Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x