Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Heboh Hacker Bjorka, OJK Minta Lembaga Keuangan Hati-hati

Kompas.tv - 14 September 2022, 10:30 WIB
heboh-hacker-bjorka-ojk-minta-lembaga-keuangan-hati-hati
Ilustrasi tindak kejahatan Social Engineering atau Soceng yang bisa mengutip data pribadi keuangan dan menguras isi rekening. (Sumber: Otoritas Jasa Keuangan )
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri keuangan nonbank (IKNB) untuk menjaga keamanan data nasabah. Hal ini terkait aksi hacker Bjorka yang membocorkan data-data penting, mulai data pejabat negara hingga surat-surat Presiden Joko Widodo.

Menurut Ogi, pembobolan data juga menjadi ancaman perusahaan keuangan besar, bukan hanya perusahaan yang kecil dan menengah.

"Kami sudah sampaikan untuk berhati-hati dalam hal ini, karena serangan hacker sulit dihindari bahkan oleh lembaga negara, di negara maju sekalipun," kata Kepala Eksekutif Pengawasan IKNB OJK Ogi Prastomiyono dalam keterangan resminya kepada media, Selasa (13/9/2022).

"Di perusahaan besar pun berpotensi juga terjadi seperti itu. Maka untuk yang asuransi dan sebagainya kita antisipasi lah untuk IKNB tentu tidak terjadi," ucapnya.

Ia menerangkan, keamanan data nasabah IKNB menjadi salah satu prioritas dalam tata kelola IKNB, yang termasuk diperbarui.

Baca Juga: Kepala BSSN Sebut Serangan Hacker Bjorka Levelnya Rendah: Masyarakat Tak Perlu Resah soal Data Bocor

"Jadi memang masalah security itu menjadi perhatian. Tentunya, kami juga akan menyampaikan kepada industri jasa keuangan non bank yang kami awasi," ucapnya.

Selain pengamanan lembaga keuangan, nasabah sebenarnya juga bisa menjaga kerahasiaan data pribadi mereka. Yakni dengan mengenai modus-modus kejahatan yang disebut Social Engineering (Soceng).


 

OJK mengidentifikasi ada 4 modus aksi "begal rekening" Soceng yang marak dilakukan. Mulai dari berpura-pura sebagai petugas bank namun meminta atau menanyakan password, PIN, MPIN, OTP, atau data pribadi. Hingga menghubungi nasabah lewat telepon, akun media sosial, email, dan website bank.

Berikut adalah modus kejahatan Social Engineering atau Soceng, dikutip dari laman instagram resmi OJK, Jumat (17/6/2022):

Baca Juga: Motif Bjorka Dinilai Aneh, Pakar Siber: Saya Pikir Ini Nggak Mungkin Hacker Beneran

1. Info perubahan tarif

Yang pertama adalah modus berupa informasi perubahan tarif transfer. Pelaku akan menghubungi korbannya untuk menyampaikan informasi tersebut.

Jika korban menolak, pelaku akan mengirimkan sebuah link untuk mengisikan data pribadi baik itu PIN, OTP, hingga Password.

2. Penawaran menjadi nasabah prioritas

Kemudian modus yang kedua ialah, pelaku akan melakukan penawaran kepada korban untuk menjadi nasabah prioritas.

Dalam melancarkan aksinya ini, mereka akan memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, hingga pesan instan WhatsApp. 

Mereka juga tak segan untuk memberikan penawaran yang menggiurkan walau hanya semu belaka. 

Baca Juga: BSSN Jawab Faktor Hacker Bjorka Bisa Bocorkan Data: Karena Kelalaian Manusia!

3. Akun Sosmed Customer Services

Yang harus menjadi perhatian Anda ialah para pelaku juga memanfaatkan kesulitan atau keluhan para nasabah. Mereka akan membuat akun medsos customer services palsu.

Dalam melancarkan aksinya, para pelaku akan menawarkan solusi dari kesulitan yang dialami para nasabah terkait layanan perbankan.

Mereka akan mengarahkan Anda ke sebuah website yang ternyata buatan mereka sendiri. Alih-alih masalah selesai, uang Anda justru raib entah ke mana.

4. Tawaran Agen Laku Pandai

Dalam rangka merealisasikan inklusi keuangan kepada masyarakat Indonesia, perusahaan perbankan kini memulai program laku pandai.

Baca Juga: Jangan Salah, Pembatasan Pertalite 120 Liter/Hari Sudah Diterapkan Sejak Awal September

Program yang digagas (OJK) ini untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.

Para pelaku soceng akan melakukan modus penipuannya dengan menawarkan si korban untuk menjadi agen laku pandai dengan persyaratan yang mudah.

Pelaku akan meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang agar mendapatkan mesin EDC.




Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x