Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Imbas Perang Rusia-Ukraina, Negara-negara Ini Batasi Ekspor Pangan

Kompas.tv - 8 Juni 2022, 10:57 WIB
imbas-perang-rusia-ukraina-negara-negara-ini-batasi-ekspor-pangan
Petani gandum di Mesir. Mesir sedang mencoba meningkatkan produksi gandum dalam negerinya karena perang menekan pasokan gandum internasional, yang diandalkan oleh negara-negara Timur Tengah dan Afrika untuk memberi makan jutaan orang yang hidup dari roti bersubsidi. (Sumber: AP Photo/Amr Nabil, File)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

Baca Juga: Luhut Teken Surat Audit Perusahaan Sawit dan Minyak Goreng Hari Ini

Salah satu dampaknya adalah kenaikan harga pangan, yang akhirnya membuat tingkat inflasi tinggi. Kondisi tersebut terjadi di sejumlah negara, dimana tingkat inflasi April 2022 lebih tinggi.

Selain kenaikan harga pangan, harga energi juga naik. Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan tingkat inflasi di negara berkembang bisa mencapai 8,7 persen di bulan April.

“IMF di bulan April lalu melakukan revisi di mana untuk negara maju terjadi revisi dari 3,9 menjadi 5,7, kemudian untuk negara berkembang yang tadinya diperkirakan 5,9 menjadi 8,7 yoy,” kata Kepala BPS Margo Yuwono beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, harga bahan pangan yang naik di Indonesia adalah telur ayam ras, tepung terigu, daging sapi, dan mie kering instan.

Berdasarkan data BPS, inflasi komponen bahan makanan di Indonesia pada Mei 2022 sebesar 0,92 persen jika dibanding April 2022, month on month (mom). Lalu jika dibanding dengan Mei 2021, inflasi bahan pangan tercatat 5,93 persen year on year (yoy). Komponen ini pun memberi andil pada inflasi Mei 2022 sebesar 0,17 persen.

Baca Juga: Luhut Sebut Harga dan Stok Minyak Goreng Curah Akan Membaik dalam 3 Minggu

Sedangkan komponen energi memberi andil pada inflasi Mei 2022 sebesar 0,01 persen. Dengan sumbangan tersebut, komponen energi mencatat inflasi sebesar 0,04 persen mom pada Mei 2022. Dan bila dibandingkan dengan Mei 2021, terjadi inflasi sebesar 4,18 persen yoy.

“Tren kenaikan harga pangan dan energi ini bahkan sudah terjadi sejak awal tahun 2022. Memang hanya dipicu oleh krisis Rusia dan Ukraina yang kemudian mengganggu suplai. Ini kemudian memengaruhi kondisi global,” kata Margo.

Sementara itu, Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut kenaikan biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk akan memperburuk krisis pangan, energi dan ekonomi di negara-negara miskin.

"Ini mengancam puluhan juta orang ke jurang kerawanan pangan, diikuti oleh kekurangan gizi, kelaparan yang massal dan ekstrem, dalam krisis yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun," ujar Guterres.



Sumber :



BERITA LAINNYA


VOD

Menyoroti Pro-Kontra RUU Penyiaran

16 Juni 2024, 07:06 WIB

Close Ads x