Kompas TV bisnis bumn

Ini Hasil Investigasi 4 Lembaga Atas Kebakaran Kilang Balongan

Kompas.tv - 1 Oktober 2021, 09:49 WIB
ini-hasil-investigasi-4-lembaga-atas-kebakaran-kilang-balongan
Sejumlah warga menjauh dari lokasi terbakarya kilang minyak milik PT Pertamina RU VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Senin (29/3/2021) dinihari tadi. (Sumber: Tribuncirebon/Handika Rahman)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

Namun, Pertamina menilai sampel yang diambil Ditjen Migas bisa saja sudah dalam kondisi teroksidasi karena terpapar udara.

Baca Juga: Pertamina Naikkan Harga 2 Jenis BBM Nonsubsidi, Cek Daftar Harganya

4. DNV

Investigasi DNV menyatakan, penyebab kebocoran karena korosi pada dinding bagian dalam tangki. Korosi itu tidak terdeteksi saat inspeksi dilakukan sebelum dinding tangki mencapai kondisi kritis. DNV menilai kondisi tangki saat itu kritis akibat kapasitas yang melebihi batas kemampuan saat itu.

Tapi menurut Pertamina, sampel yang diambil adalah sampel plat tangki pasca kebakaran, sama seperti Ditjen Migas.

Selain merilis hasil penyelidikan penyebab kebocoran tangki, LAPI ITB dan Ditjen Migas juga merilis penyebab kebakaran tangki.

LAPI ITB menyebut kebakaran tangki karena sambaran petir atau induksi yang menimbulkan segitiga api (udara, vapor dari hidrokarbon, dan panas dari sambaran petir/induksi). Ini mengakibatkan tangki G terbakar dan merembet ke tangki E, F, dan H.

Hal serupa juga disampaikan Ditjen Migas, yaitu kebakaran karena ada unsur segitiga api. Namun, indikatornya berbeda yaitu segitiga api berasal dari udara, kebocoran hidrokarbon (isi BBM) di dinding tangki, dan panas yang diduga dari trafo area SS024 yang menyulut kebakaran.

Baca Juga: Pertamina Cari Sumber Migas Baru di 23 Desa di Cirebon

Di sisi lain, Djoko mengatakan saat kejadian berlangsung tidak ada aliran listrik yang berasal dari trafo di lokasi. Circuit breaker terkunci dan tidak menimbulkan panas.

Menurut dia, segitiga api yang menjadi penyebab kebakaran tangki karena ada induksi atau sambaran dari petir sebagaimana hasil investigasi LAPI ITB dan kesesuaian data yang didapat dari PLN.

"PLN Puslitbang memiliki alat untuk mendeteksi petir yaitu Lightning Detection System (LDS). Dari pengukuran LDS terhadap radius 15 km di area kilang sepanjang pukul 23:00 hingga 01:00 WIB, terdapat 241 sambaran petir," ujar Djoko.

Kebakaran Kilang Balongan terjadi pada 28 Maret 2021 lalu. Sebanyak 4 orang meninggal dan 6 orang menderita luka bakar akibat insiden itu.




Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x