Kompas TV bisnis kebijakan

Pemerintah akan Beli Laptop Merah Putih Rp17 Triliun, Indef: Banyak Warga yang Belum Dapat Bansos

Kompas.tv - 27 Juli 2021, 19:14 WIB
pemerintah-akan-beli-laptop-merah-putih-rp17-triliun-indef-banyak-warga-yang-belum-dapat-bansos
Ilustrasi orang menggunakan laptop. (Sumber: Unsplash/Glenn Carstens-Peters)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Fadhilah

Baca Juga: Bantuan Subsidi Upah Dinilai Minim, Indef Soroti Nasib Pekerja Tak Terdaftar BPJS Ketenagakerjaan

“Realisasi anggaran pemerintah daerah yang lain juga relatif semuanya di bawah 50 persen. Artinya, kecepatan untuk mengeksekusi belanja tidak hanya dialami pemerintah pusat, tapi juga dialami pemerintah daerah,” jelas Abra.

Ia pun menyayangkan sikap para pejabat pemerintah yang kerap menyatakan tak mampu memberikan bantuan sosial (bansos) pada masyarakat.

”Masyarakat masih banyak belum dapat bansos, tapi di sisi lain pemerintah membuka sinyal pesimisme bahwa negara tidak hadir, negara tidak cukup mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat,” katanya.

Abra mengatakan, pemerintah tak bisa sekadar meminta masyarakat patuh protokol kesehatan, saat tak bisa memberi bansos.

“Harus ada eksekusi yang jelas dari pemerintah pusat. Jangan hanya menceritakan keluhan-keluhan karena masyarakat sudah lelah juga mendengar keluhan pemerintah,” tegasnya.

Sebelumnya, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengumumkan rencana pembelian peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Digitalisasi Sekolah. 

Nadiem menyebut, pihaknya mendapat total anggaran Rp17,42 triliun hingga 2024. Ia mengklaim, program Digitalisasi Sekolah pada 2021 telah berhasil mengirimkan 190 ribu laptop ke 12 ribu sekolah dari berbagai jenjang.

Sementara, Rektor ITB Reini Wirahadikusumah mengatakan, pembelian laptop merah putih adalah untuk memenuhi kebutuhan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Rp 17 Triliun untuk Laptop Sekolah

“Jadi, pengguna terbesar adalah pemerintah untuk kebutuhan pembelajaran digital dalam proses pendidikan," kata Reini dalam keterangan tertulis pada Selasa (27/7/2021).

Reini menyebut, program pemerintah ini melibatkan peneliti dan teknisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

"Aktivitas ini juga diharapkan akan membuka lapangan kerja dalam bidang rekayasa (engineering) di produk digital, dan lulusan perguruan tinggi, politeknik, dan SMK di bidang teknologi elektronika dan informatika akan terserap oleh lapangan kerja ini,” imbuhnya.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x