Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Galon Plastik Sekali Pakai Bernilai Ekonomi Tinggi untuk Daur Ulang

Kompas.tv - 7 September 2020, 17:06 WIB
galon-plastik-sekali-pakai-bernilai-ekonomi-tinggi-untuk-daur-ulang
Berbagai kemasan produk makanan dan minuman menggunakan plastik PET. (Sumber: Istimewa)
Penulis : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV – Plastik merupakan jenis kemasan produk yang paling banyak digunakan masyarakat. Terlebih lagi kini plastik ramah lingkungan mulai banyak bermunculan beberapa tahun belakangan.

Hal ini sekaligus mengajak masyarakat agar semakin memiliki kepedulian yang tinggi terhadap daur ulang kemasan produk.

Ahli Teknologi Polimer dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Mochamad Chalid, mengatakan, produk plastik adalah bahan yang diformulasikan dari polimer sebagai bahan baku utama dan aditif-aditif sebagai bahan baku pembantu.

Plastik memerlukan waktu degradasi bertahun-tahun, karena itu produk plastik harus didesain sebagai bahan yang dapat didaur ulang.

“Proses daur ulang sendiri merupakan salah satu solusi pemanfaatan sampah plastik agar tidak membebani lingkungan,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/9/2020).

Baca Juga: Ubah Sampah Plastik Jadi Barang Bernilai Ekonomis

Penggunaan kemasan plastik yang aman untuk kemasan pangan dapat diketahui dengan melihat kode daur ulang berupa segitiga panah dengan kode angka di dalamnya. Kode tersebut biasanya tertera di bagian bawah kemasan plastik.

Kode 1 untuk PET atau PETE (polyethylene terephthalate), kode 2 untuk HDPE atau PE-HD (high-density polyethylene), kode 3 untuk PVC atau V (polyvinyl chloride), dan kode 4 untuk LDPE atau PE-LD (low-density polyethylene).

Kemudian ada pula kode 5 untuk PP (polypropylene), kode 6 untuk PS (polystyrene), serta kode 7 untuk OTHER. Ada empat jenis plastik yang termasuk dalam kategori kode 7, yaitu styrene acrylonitrile (SAN), acrylonitrile butadiene styrene (ABS), polycarbonate (PC), dan nylon.

Menurut Chalid, berpedoman pada Resin Identification Code (RIC) yang diterbitkan oleh The Society of Plastic Industry (SPI) pada tahun 1988 di Amerika Serikat, jenis plastik yang paling mudah didaur ulang adalah Polyethylene Terephthalate (PET), dengan kode angka 1.

“PET banyak digunakan sebagai bahan baku produk plastik, seperti kemasan botol dan galon air minum. Hal ini dikarenakan PET memiliki beberapa sifat yang unggul, di antaranya, berwarna jernih, ringan, mudah dibentuk, tidak mudah pecah, dan mudah di daur ulang,” terangnya.

Kestabilan sifat PET, selain membuatnya mudah didaur-ulang, juga menyebabkan limbah PET dapat dikonversi menjadi beragam produk turunan dan bernilai ekonomi.

"Daur ulang limbah plastik merupakan solusi efektif dan berdaya guna terhadap masalah tumpukan limbah plastik yang menjadi masalah lingkungan di Indonesia. Solusi ini juga memberikan banyak dampak positif bagi sektor lain, seperti penyerapan tenaga kerja dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat, yang berbasis pada prinsip ekonomi sirkular," jelas Chalid.

Baca Juga: Daur Ulang Limbah Plastik Jadi Produk Bernilai Jual

Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Christine Halim. (Sumber: Istimewa)

Bernilai Ekonomi Tinggi

Kegiatan daur ulang limbah plastik sebagai salah satu penggerak kegiatan ekonomi berbasis sirkular juga dibenarkan oleh Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Christine Halim.

Menurut Christine, dengan bahan yang mudah didaur ulang akan mampu menjaga perputaran kemasan plastik.

Selain itu, di banyak negara maju, siklus ekonomi daur ulang limbah plastik sudah dianggap sebagai salah satu solusi pengelolaan limbah yang cukup efektif.

"Galon plastik PET mudah sekali didaur ulang dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Penggunaan bahan ini sejalan dengan visi KLHK mengenai peta penanganan sampah melalui pendaurulangan dan pemanfaatan kembali dengan prinsip sirkulasi ekonomi," katanya.

Model ekonomi sirkulasi, menurutnya, bertujuan untuk memperpanjang masa pakai sampah menjadi sesuatu yang berdaya guna untuk dimanfaatkan kembali.

Christine menyebutkan, dari total plastik daur ulang oleh anggotanya, sebanyak 70% diekspor.

“Selain harga lebih kompetitif, apresiasi pasar di luar negeri juga lebih besar ketimbang market domestik. Barang-barang produk daur ulang kami diekspor ke Eropa dengan harga yang lebih mahal 50%. Kalau domestik hanya US$ 800 diekspor bisa US$ 1200 per metrik ton," jelasnya.

Baca Juga: Kreatif! Raup Untung dari Daur Ulang Sampah Plastik

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x