Kompas TV bbc bbc indonesia

Skandal Perdagangan Anak Berkedok Adopsi: "Saya Diculik dan Dijual"

Kompas.tv - 12 Maret 2022, 09:48 WIB
skandal-perdagangan-anak-berkedok-adopsi-saya-diculik-dan-dijual
Ilustrasi penculikan anak. (Sumber: ANTARA FOTO/Istimewa)
Penulis : Edy A. Putra

Yanien adalah salah satu dari lebih 3.000 anak Indonesia yang diadopsi ke Belanda sebelum 1984, ketika pemerintah Indonesia menutup rapat adopsi ke luar negeri karena skandal yang kerap terjadi dalam pengadopsian anak-anak tersebut.

Sebagian besar anak-anak itu diadopsi secara ilegal. Semua dokumen mereka dipalsukan, mulai dari akta kelahiran, dokumen adopsi, identitas orang tua kandung, hingga alamat mereka.

Pemalsuan dokumen ini membuat banyak dari mereka yang diadopsi ke Belanda, harus menempuh perjalanan berliku untuk menemukan orang tua kandungnya di Indonesia, seperti yang dialami Widya Astuti Boerma.

BBC News Indonesia mengikuti perjalanan Widya menelusuri asal-usulnya dari kota ke kota di Indonesia, mulai dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, hingga ke Lampung di Sumatra, setahun setelah utas Twitter tentang pencarian ibu kandungnya viral di dunia maya Indonesia.

Di Indonesia, Widya bertemu dengan dua perempuan yang kehilangan anak perempuan mereka pada 1970-an. Masing-masing dari mereka, menduga putri yang hilang itu adalah Widya.

"Dibandingkan dengan pertemuan dengan keluarga sebelumnya, bedanya seperti bumi dan langit. Saya langsung merasa hampir menjadi bagian dari keluarga. Tidak masalah DNA kami cocok atau tidak," ujar Widya.

Apakah pertemuan itu menjadi akhir pencarian Widya?

Di Indonesia pula, Widya bertemu dengan mantan perawat di sebuah panti asuhan di Pasuruan, Jawa Timur, yang menguak kisah masa lalu yang selama ini tak dinyana oleh Widya.

Apa yang dibeberkan perempuan itu?

Sementara di Belanda, BBC News Indonesia bertemu dengan Jan dan Edith Boerma, ayah dan ibu angkat Widya, yang merasa diperdaya dengan banyaknya pelanggaran dalam proses adopsi putrinya, yang tak mereka sadari sebelumnya.

Joop dan Karin Michel, orang tua angkat Herlina Buitenbos membeberkan hal serupa.

Pemalsuan dokumen adopsi, membuat Herlina merasa menjadi korban dari praktik perdagangan anak.

"Jika nama dan alamat yang tertera adalah benar, akan sangat mudah menemukan keluarga saya. Tapi ternyata tidak," tutur Herlina.

Pemalsuan dokumen adopsi tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga negara-negara lain seperti Sri Lanka.

BBC News Indonesia bertemu dengan Dilani Butink, yang diadopsi dari Sri Lanka ke Belanda pada 1992.

Pada 2018, ia mengajukan gugatan terhadap pemerintah Belanda untuk bertanggung jawab atas adopsi ilegal yang terjadi padanya.

Sidang banding kasus hukumnya, kini tengah berlangsung di Den Haag, Belanda.

Langkah hukum yang dilakukan Dilani, kini sedang dijajaki Dewi Deijle, pengacara Belanda yang sama seperti Yanien dan Widya, diadopsi dari yayasan yang sama di Indonesia.

BBC News Indonesia menelisik lebih jauh jaringan adopsi ilegal di Belanda, dengan menelusuri organisasi-organisasi yang terlibat dalam adopsi anak di masa lalu.

Salah satunya, Stichting Kind en Toekomst, yang memproses adopsi Herlina Buitenbos dari Indonesia dan Dilani Butink dari Sri Lanka.

Juga, bertemu dengan Zef Hendricks yang mengepalai asosiasi organisasi adopsi antar negara di Belanda di awal 1980-an, untuk mengonfrontir sejumlah tudingan.

Penelusuran tentang adopsi ilegal di masa lalu, yang melibatkan pemalsuan dokumen dan penculikan anak ini, dikemas dalam seri siniar terbaru produksi BBC Indonesia.

Anda dapat mendengarkan podcast ini di tautan ini, juga di platform podcast Spotify dan Apple Podcast. Episode terbaru tayang setiap Rabu, dua pekan sekali.






Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x