Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Tanggapi NATO, Putin Tegaskan Buka Semua Opsi Senjata dalam Perang Ukraina

Kompas.tv - 21 September 2022, 17:29 WIB
tanggapi-nato-putin-tegaskan-buka-semua-opsi-senjata-dalam-perang-ukraina
Satuan rudal nuklie RS-24 Yars andalan Rusia, dengan jarak tembak 12.000km. Vladimir Putin pada Rabu (21/9/2022) mengatakan akan melakukan segalanya untuk mengamankan referendum Ukraina Timur dan integritas teritorialnya. (Sumber: RIA Novosti/Sergey Pyatakov)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

MOSKOW, KOMPAS. TV - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (21/9/2022) mengatakan Rusia akan melakukan segalanya untuk memberikan keamanan selama referendum di Ukraina timur. Putin menambahkan bahwa Rusia akan menggunakan segala cara yang ada untuk melindungi wilayahnya.

Pidato televisi pemimpin Rusia itu dilontarkan sehari setelah wilayah yang dikuasai Rusia di timur dan selatan Ukraina mengumumkan rencana untuk mengadakan pemungutan suara untuk menjadi bagian integral dari Rusia.

Putin menuduh Barat terlibat dalam "pemerasan nuklir" dan mencatat "pernyataan beberapa perwakilan tingkat tinggi negara-negara NATO terkemuka tentang kemungkinan menggunakan senjata nuklir pemusnah massal terhadap Rusia."

Dengan dingin Putin berpidato, “Kepada mereka yang membiarkan pernyataan seperti itu mengenai Rusia, saya ingin mengingatkan Anda bahwa negara kami juga memiliki berbagai alat penghancur, untuk komponen yang terpisah lebih modern daripada negara-negara NATO dan ketika integritas wilayah negara kami terancam, untuk melindungi Rusia dan rakyat kami, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki," kata Putin.

Putin menambahkan, "Ini bukan gertakan."

Referendum diperkirakan akan dimulai hari Jumat (23/9/2022) di Luhansk, Kherson dan sebagian wilayah Zaporizhzhia dan Donetsk yang dikuasai Rusia.

Mengenai rencana referendum, Putin mencatat otoritas yang didukung Rusia di wilayah Ukraina yang diduduki meminta Kremlin untuk mendukung mereka dalam upaya mereka untuk menjadi bagian dari Rusia.

Baca Juga: Perberat Hukuman bagi Desertir, Rusia Amandemen KUHP, Jaga Disiplin di Ukraina?

Vladimir Putin hari Rabu, (21/9/2022) mengumumkan mobilisasi parsial di Rusia ketika perang di Ukraina mencapai hampir tujuh bulan, ingin rekrut 300.000 tentara tempur. (Sumber: Russia 24 via AP)

“Kami akan melakukan segalanya untuk memberikan kondisi yang aman selama referendum, sehingga rakyat dapat mengekspresikan keinginan mereka,” tegas Putin.

Para pemimpin asing menggambarkan referendum itu tidak sah dan tidak mengikat. Zelenskyy mengatakan mereka adalah "palsu" dan "bising" untuk mengalihkan perhatian publik.

Wilayah yang dikuasai Rusia di timur dan selatan Ukraina mengumumkan rencana pada Selasa untuk memulai pemungutan suara minggu ini agar menjadi bagian integral dari Rusia.

Upaya yang didukung Kremlin di empat wilayah itu dapat menciptakan panggung bagi Moskow untuk meningkatkan perang menyusul keberhasilan Ukraina di medan perang.

Penjadwalan referendum mulai Jumat di Luhansk, Kherson dan sebagian wilayah Zaporizhzhia dan Donetsk yang dikuasai Rusia terjadi setelah sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pemungutan suara diperlukan dan karena Moskow kalah dalam invasi yang dimulai hampir tujuh bulan lalu.

Mantan Presiden Dmitry Medvedev, wakil kepala Dewan Keamanan Rusia yang diketuai oleh Putin, mengatakan referendum itu akan menggaris ulang perbatasan yang “tidak dapat diubah” dan memungkinkan Moskow menggunakan “cara apa pun” untuk mempertahankannya.

Pada tahun 2014, Rusia mengirim pasukan ke Semenanjung Krimea Ukraina dan kemudian mengadakan referendum di sana yang membuka jalan bagi aneksasinya oleh Moskow.


 



Sumber : Kompas TV/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x