YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Rencana pembangunan simulasi pelatihan hidup di Mars atau analog Mars di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menarik perhatian badan dunia untuk pendidikan dan kebudayaan (UNESCO).
Simulasi analog Mars bernama v.u.f.o.c Mars Analog Research Station (VMARS) akan dipresentasikan ke sejumlah negara, seperti Korea (UNESCO Media Arts Creative City Platform), Taiwan, dan Prancis pada tahun ini.
Sebelumnya, rencana pembangunan VMARS juga pernah dipresentasikan di Jepang (Yokohama Trienalle) pada 2020 dan Thailand (Bangkok Art Biennale) pada 2021.
“Program ini akan terus diadakan di negara-negara lainnya untuk meningkatkan nilai dan jejaring dalam bidang space science (sains antariksa) dan space exploration (eksplorasi antariksa),” ujar Venzha Christ, pegiat space art sekaligus penggagas VMARS, Senin (10/1/2022).
Baca Juga: Karya Bersama NASA Jadi NFT Pertama Venzha Christ
Pembangunan simulasi Mars ini sebenarnya dijadwalkan pada 2021 sudah beroperasi. Namun pandemi Covid-19 yang belum reda membuat VMARS ditunda. Kendati demikian, hal itu tidak menyurutkan niat Venzha Christ untuk mewujudkan VMARS.
Ia berkolaborasi dengan kedua rekannya, Erix Soekamti dan Grayce Soba, mewujudkan VMARS tahap pertama atau prototype (purwarupa).
VMARS akan dibangun di pegunungan Menoreh Kulon Progo dan melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, praktisi, dan komunitas.
Ada tiga hal yang menjadi fokus VMARS, yakni, penelitian terraforming dengan nama V-TF, pengenalan space farming dengan nama V-SFM, dan menciptakan kreasi alternatif space food dengan nama V-SF.
“Rencananya, ada beberapa program lintas disiplin di dalam VMARS,” ujar Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS) ini.
Program lintas disiplin, yang dimaksud, antara lain pada riset radio astronomi, mengenal radiasi benda langit, kreasi alternatif space food, inovasi teknologi space farming, serta penelitian extra-terrestrial life.
Menurut Venzha Christ, simulasi analog hidup di Planet Mars ini juga dimiliki beberapa negara. Setiap negara atau gabungan beberapa negara tersebut memiliki fokus dan tujuan yang berbeda-beda.
Ia mencontohkan, HI-SEAS di Mauna Loa - Hawaii oleh NASA, MDRS di Utah oleh Mars Society, MARS-500 di IBMP Moskow hasil kolaborasi antara Rusia, ESA, dan Cina, D-Mars di Ramon Crater oleh Israel, F-MARS di Pulau Devon, Kutub Utara oleh Mars Society, dan Concordia Station di Antartika, Kutub Selatan oleh Prancis, dan Italia (ESA).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.