Kompas TV internasional kompas dunia

Junta Militer Myanmar Dakwa Jurnalis AS atas Penghasutan dan Terorisme, Terancam Bui Seumur Hidup

Kompas.tv - 11 November 2021, 10:56 WIB
junta-militer-myanmar-dakwa-jurnalis-as-atas-penghasutan-dan-terorisme-terancam-bui-seumur-hidup
Jurnalis AS, Danny Fenster didakwa atas penghasutan dan terorisme oleh junta militer Myanmar dan terancam dihukum penjara seumur hidup. (Sumber: Fenster Family photo via AP, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

YANGON, KOMPAS.TV - Junta militer Myanmar mendakwa jurnalis Amerika Serikat (AS), Danny Fenster atas penghasutan dan terorisme.

Menurut pengacaranya, pria berusia 37 tahun itu terancam bakal dipenjara seumur hidup.

Fester yang merupakan Pemimpin Redaksi Frontier Myanmar, ditangkap di Bandara Internasional Yangon pada Mei lalu.

Pengadilan Fenster akan dimulai pada 16 November mendatang.

Baca Juga: Presiden Belarusia Hina Uni Eropa dan Polandia Usai Naik Pitam Dituduh Ini

Sebelumnya, ia sudah diadili karena mendorong perbedaan pendapat terhadap militer, asosiasi yang melanggar hukum dan melanggar Undang-Undang Imigrasi.

Tapi dakwaan terbaru adalah yang paling serius, karena hukuman penjara seumur hidup.

Masih belum jelas tindakan apa yang dituduhkan kepada Fenster.

AS pun langsung bereaksi dan meminta junta militer Myanmar segera melepaskan Fenster.

“Sifat penahanan Danny yang sangat tak adil jelas terlihat di seluruh dunia,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri dikutip dari BBC.

“Rezim harus mengambil langkah bijaksana untuk membebaskannya sekarang. Penahanan lanjutannya tidak dapat diterima. Jurnalisme bukanlah kejahatan,” ujarnya.

Sejak junta militer Myanmar melakukan kudeta pada Februari, puluhan jurnalis ditangkap.

Baca Juga: Abu Dhabi Dinobatkan sebagai Kota Musik UNESCO, Bergabung dengan Liverpool Jadi Kiblat Musik Dunia

Pihak junta kemudian melepas sejumlah tahanan politik dan jurnalis bulan lalu, tetapi Fenster taka da di antara mereka.

Frontier Myanmar adalah majalan dan situs berbahasa Inggris dan terletak di Yangon.

Mereka menggambarkan diri mereka sebagai media yang independen dan meliput kudeta militer secara terus menerus.

Fenster ditangkap ketika ia akan pulang ke negaranya pada Mei lalu. Sejak itu, ia ditahan di Penjara Insein Yangon.



Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x