Kompas TV internasional kompas dunia

CDC Masih Berdebat Putuskan Siapa yang Berhak Dapatkan Vaksin Booster

Kompas.tv - 23 September 2021, 06:26 WIB
cdc-masih-berdebat-putuskan-siapa-yang-berhak-dapatkan-vaksin-booster
Vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech (Sumber: BioNTech via Xinhua)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Fadhilah

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Panel penasihat berpengaruh di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) berdebat untuk menentukan kelompok mana yang berhak mendapatkan booster vaksin Covid-19, Rabu (23/9/2021).

Sebagian besar diskusi pada pertemuan Komite Penasihat CDC tentang imunisasi berfokus pada kemungkinan diadakannya program booster skala kecil yang ditargetkan untuk orang tua atau mungkin pekerja kesehatan.

Meskipun demikian, beberapa ahli mengatakan bahwa data tentang apakah booster benar-benar dibutuhkan dan siapa yang berhak mendapatkannya dan kapan, hingga kini masih belum jelas.

“Apa ruginya jika kita menunggu satu bulan dengan harapan mendapatkan lebih banyak informasi?” tanya Dr. Sarah Long dari Drexel University, yang mengusulkan pemberian vaksin booster ditunda.

Baca Juga: AS Akan Perluas Penggunaan Vaksin Booster bagi Warga

Pertemuan itu terjadi beberapa hari setelah kelompok penasihat dari Food and Drug Administration (FDA), sangat menolak rencana Gedung Putih untuk memberikan suntikan ketiga kepada hampir semua warga.

Sebaliknya, panel tersebut mendukung dosis booster vaksin Pfizer hanya untuk warga lanjut usia dan mereka yang berisiko tinggi terkena virus.

“Saya ingin menyoroti bahwa pada bulan September 2021 di Amerika Serikat, kematian akibat Covid-19 sebagian besar dapat dicegah dengan vaksin seri utama, dari salah satu dari tiga jenis vaksin yang tersedia,” kata anggota panel penasihat CDC Dr. Matthew Daley, yang merupakan seorang peneliti di Kaiser Permanente Colorado, seperti dikutip dari The Associated Press.

“Dan masyarakat harus memahami bahwa seberapa pun bagusnya vaksin Covid-19 yang Anda dapatkan, namun vaksin tetap tidak mungkin mencegah keseluruhan penyakit,” kata Dr. Helen Keipp Talbot dari Vanderbilt University.

Beberapa panelis mengatakan kekhawatiran lain adalah kebingungan publik yang dapat terjadi jika mereka merekomendasikan booster hanya untuk penerima vaksin tertentu, misalkan hanya untuk penerima vaksin Pfizer.

Hal ini akan membuat orang-orang yang divaksin dengan Moderna atau Johnson & Johnson bertanya-tanya apa yang harus mereka lakukan, karena pertemuan ini khusus untuk membahas booster dengan vaksin Pfizer.

Baca Juga: Amerika Serikat Pertimbangkan Pemberian Vaksin Booster untuk Warganya

Sedangkan vaksin Moderna hingga kini belum dalam tahap pembahasan yang jauh tentang dosis booster.

Selain itu, sebuah penelitian besar di AS belum menyelesaikan temuan mereka tentang apakah pencampuran vaksin akan aman dan efektif.

Banyak ahli yang bingung tentang perlunya booster, karena mereka melihat vaksin Covid-19 yang diterapkan saat ini sudah bekerja seperti yang diharapkan, bahkan di tengah penyebaran varian delta yang sangat menular.

Menurut mereka, adalah normal bagi antibodi pemblokir virus menjadi tinggi tepat setelah vaksinasi dan kemudian berkurang selama bulan-bulan berikutnya.

“Kami tidak peduli jika antibodi berkurang, yang kita pedulikan hanya berapa antibodi minimum yang dibutuhkan untuk perlindungan,” kata Long.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x