Kompas TV internasional kompas dunia

Seorang Ibu di Afrika Selatan Lempar Bayinya dari Ketinggian Setelah Gedung Dibakar Massa Penjarah

Kompas.tv - 15 Juli 2021, 01:07 WIB
seorang-ibu-di-afrika-selatan-lempar-bayinya-dari-ketinggian-setelah-gedung-dibakar-massa-penjarah
Seorang ibu melemparkan bayinya dari ketinggian sebuah gedung di Durban, Afrika Selatan, Selasa (13/7/2021) setelah gedung itu dibakar oleh massa penjarah. (Sumber: BBC )
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Fadhilah

DURBAN, KOMPAS.TV – Seorang ibu melemparkan bayinya dari ketinggian sebuah gedung di Durban, Afrika Selatan, Selasa (13/7/2021), setelah gedung pusat perbelanjaan itu terbakar usai dijarah.

Bayi yang dilemparkan ibunya itu, untungnya, berhasil ditangkap oleh orang-orang yang berada di bawah gedung. Mereka kemudian mencari tangga dan membantu mengeluarkan para penghuni yang terjebak di dalam gedung apartemen di distrik bisnis pusat di Durban, kota pesisir di KwaZulu, itu.

Sang ibu yang berhasil diselamatkan akhirnya bersatu dengan bayinya lagi. Namun, ia terlalu emosional untuk bicara. Petugas penyelamat tiba sekitar 20 menit kemudian untuk membantu memadamkan kobaran api.

Melansir BBC, total korban jiwa akibat kerusuhan yang melanda sejumlah kota di Afrika Selatan telah menembus angka 72 jiwa. Pada Selasa (13/7/2021), massa menjarah dan membakar pusat-pusat pertokoan dan bentrok dengan polisi di sejumlah kota di Afrika Selatan.

Sehari sebelumnya, 10 orang tewas terinjak-injak dalam aksi penjarahan di sebuah pusat perbelanjaan di Soweto.

Baca Juga: Dianggap Hina Pengadilan, Mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma Ditahan

Kerusuhan ini terjadi menyusul penahanan mantan presiden Jacob Zuma (79). Zuma ditangkap karena dianggap menghina pengadilan lantaran mangkir dari persidangan kasus korupsi yang dituduhkan padanya selama menjabat.

Zuma yang menyangkal tudingan korupsi, dihukum 15 bulan penjara. Ia menyerahkan diri ke polisi pada Rabu (7/7/2021) lalu.

Zuma berharap mendapat pembatalan atau pengurangan hukuman dari pengadilan konstitusional. Namun, para ahli hukum memperkirakan, kemungkinannya kecil.

Militer dikerahkan untuk membantu polisi mengendalikan kerusuhan yang dimulai sejak pekan lalu.

Kepolisian Afrika Selatan menyatakan, mereka telah mengidentifikasi 12 tersangka provokator kerusuhan dan menangkap sebanyak 1.234 orang.

Baca Juga: Wow, Seorang Ibu di Afrika Selatan Lahirkan 10 Bayi Kembar

Presiden Cyril Ramaphosa menyebut situasi kerusuhan itu sebagai kekerasan terburuk yang pernah terjadi di Afrika Selatan sejak 1990-an, sebelum sistem apartheid berakhir.

Api berkobar di sejumlah tempat, jalan raya diblokir, tempat bisnis dan gudang dijarah di kota-kota besar dan kecil di provinsi KwaZulu-Natal dan Gauteng.

Mengutip Bloomberg, lebih dari 200 mal telah dijarah pada Senin (12/7/2021) sore. Beberapa pusat perbelanjaan di Soweto, kota terbesar di Afrika Selatan yang pernah menjadi rumah mantan presiden Nelson Mandela, dirampok habis-habisan. ATM dibobol, restoran dan pertokoan dijarah hingga compang-camping.

Tentara dan polisi bahu-membahu menangkap para perusuh. Hampir 800 orang telah ditangkap. Namun, jumlah para penegak hukum jauh lebih sedikit ketimbang massa perusuh.

Di KwaZulu-Natal, ternak dicuri dan kerusuhan terus berlanjut. Sebuah ambulan diserang perusuh di sejumlah kawasan. Rekaman video juga menunjukkan penjarahan di sejumlah tempat.



Sumber : Kompas TV/BBC/Bloomberg


BERITA LAINNYA



Close Ads x