Kompas TV internasional kompas dunia

Ubah Kebijakan Besar-besaran, Australia Putuskan Beli 20 Juta Vaksin Pfizer Tambahan

Kompas.tv - 9 April 2021, 16:42 WIB
ubah-kebijakan-besar-besaran-australia-putuskan-beli-20-juta-vaksin-pfizer-tambahan
Perdana Menteri Australia Scott Morrison dalam konferensi pers yang mengumumkan pembelian 20 juta vaksin Pfizer tambahan, Jumat (9/4/2021). (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Hariyanto Kurniawan

CANBERRA, KOMPAS.TV – Pemerintah Australia mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan kesepakatan untuk membeli sebanyak 20 juta dosis vaksin Pfizer tambahan, Jumat (9/4/2021). Mereka menyatakan telah berpaling dari rencana semula yang mengandalkan vaksin AstraZeneca.

Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan kesepakatan itu, hanya beberapa jam setelah mengatakan Australia akan berhenti menggunakan vaksin AstraZeneca untuk orang yang berusia di bawah 50 tahun.

Dengan adanya kesepakatan pembelian itu, berarti Australia akan mendapatkan total 40 juta dosis vaksin Pfizer pada akhir tahun. Jumlah ini cukup untuk menyuntik 20 juta orang di negara berpenduduk 26 juta itu.

Baca Juga: PM Australia Sambut Baik Pembukaan Perjalanan Selandia Baru-Australia

Kebijakan ini datang setelah European Medicines Agency menyatakan bahwa mereka telah menemukan adanya kemungkinan hubungan antara vaksin AstraZeneca dengan pembekuan darah yang langka.

Meskipun demikian, regulator di Inggris dan Uni Eropa menekankan bahwa manfaat menerima vaksin sebenarnya lebih besar daripada risiko yang hanya menimpa sebagian kecil orang.

Setelah deklarasi badan Eropa, regulator obat Australia mengadakan serangkaian pertemuan mendesak pada Kamis dan merekomendasikan vaksin Pfizer untuk menjadi vaksin pilihan untuk warganya yang berusia di bawah 50 tahun.

Namun demikian, Morrison mengatakan negaranya tidak melarang penggunaan vaksin AstraZeneca dan risiko efek samping vaksin tersebut sangat kecil. Dia mengatakan, perubahan kebijakan tersebut dilakukan karena kehati-hatian.

Seperti dikutip dari The Associated Press, perubahan besar ini diperkirakan akan mempengaruhi program vaksinasi di Australia yang pada awalnya menargetkan untuk memvaksinasi warganya pada bulan Oktober.

Selain itu, Australia juga memiliki rencana untuk membuat vaksin di dalam negeri agar tidak bergantung pada pengiriman dari luar negeri. Ia telah merencanakan akan memproduksi sekitar 50 juta dosis vaksin AstraZeneca, yang cukup untuk memvaksinasi 25 juta orang. Australia tidak berencana membuat vaksin pabrikan lain di dalam negeri.

Baca Juga: Satu Warga Australia Alami Pembekuan Darah Setelah Diimunisasi Vaksin AstraZeneca

Sebelum melakukan perubahan besar ini, pemerintah Australia telah menerima kritik karena program vaksinasinya yang tertinggal dibandingkan negara-negara maju lain. Sejauh ini, Australia telah memberikan lebih dari 1 juta dosis vaksin.

Pemimpin Oposisi Anthony Albanese mengkritik tajam kebijakan pemerintah dan mengatakan warga Australia membutuhkan kepastian tentang kapan mereka akan divaksinasi.

“Pemerintah ini telah gagal. Pemerintah ini tidak dapat menanam pohon anggur choko di pagar belakang," kata Albanese kepada wartawan, yang mengacu pada tanaman yang menghasilkan buah yang tumbuh dengan mudah di iklim Australia.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x