Kompas TV nasional agama

BIN: Milenial Adalah Sasaran Utama untuk Direkrut Kelompok Teroris

Kompas.tv - 3 April 2021, 18:15 WIB
bin-milenial-adalah-sasaran-utama-untuk-direkrut-kelompok-teroris
Ilustrasi gen Z dan milenial (Sumber: FREEPIK)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wawan Hari Purwanto, Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), mengatakan generasi milenial jadi target utama rekrutan kelompok terorisme.

"Memang milenial ini menjadi target utama dari mereka (kelompok terorisme)," kata Wawan dikutip dari Kompas.com, Sabtu (3/4/2021).

Kata Wawan, kelompok teroris sengaja menarget masyarakat atau kaum milenial khususnya yang kurang kritis.

Kritis yang dimaksud Wawan dalam hal ini adalah mempertanyakan segala informasi yang tidak jelas sumbernya. Tidak menerima begitu saja.

Dari itu, Wawan memperingatkan semua masyarakat, termasuk generasi milenial agar selalu mengecek ulang informasi yang didapatkan.

Baca Juga: Milenial Rentan Terpapar Radikalisme dan Terorisme, Ahli: Media Sosial Jadi Sarana Penyebaran

Di samping itu, ia juga mengimbau agar selalu menanyakan hal yang belum jelas atau belum dimengerti kepada ulama dan ahli yang sudah memiliki pengalaman.

"Dengan maksud, supaya kajian-kajian ini akan lebih komprehensif serta apakah ashabunuzul itu cocok," jelas Wawan. 

Dalam hal kedewasaan memfilter informasi, Wawan juga meminta agar orang tua mengawasi materi bacaan anak generasi milenial.

Hanya dengan pengawasan orang tua, kata Wawan, yang bisa mencegah munculnya fenomena lone wolf atau pergerakan sendiri dalam aksi terorisme.

"Oleh karena itu, kita selalu dorong supaya bacaan dari kaum milenial dikontrol oleh orang tua," katanya menambahkan.

Baca Juga: Tidak Ada Terorisme Murni Lone Wolf, Mantan Kepala BNPT: Pasti Ada yang Beri Komando 

Wawan juga meminta orang tua mengawasi perubahan pada perilaku anak.

Terlebih lagi, doktrin dan pembinaan paham ekstremisme yang kerap bergerilya melalui media sosial.

Karena menurut Wawan, seperti dilansir dari Kompas.com, di media sosial lah orang-orang di-drive untuk melakukan dan bertindak apapun.

"Kemudian diisi dari sisi pemikiran-pemikiran keliru kemudian juga dari upaya-upaya dan pembenaran dari gerakannya itu," jelas Wawan.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x