Kompas TV internasional kompas dunia

Perdana Menteri Swedia Langgar Seruannya Sendiri dengan Pergi Berbelanja ke Mal

Kompas.tv - 9 Januari 2021, 01:13 WIB
perdana-menteri-swedia-langgar-seruannya-sendiri-dengan-pergi-berbelanja-ke-mal
Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Vyara Lestari

KOPENHAGEN, KOMPAS.TV – Menyusul pelanggaran yang dilakukannya terhadap seruannya sendiri untuk menghindari pusat perbelanjaan untuk menghindari penularan Covid-19, Perdana Menteri (PM) Swedia Stefan Lofven pada Jumat (8/1) mempertahankan argumennya bahwa ia mengunjungi sebuah mal untuk membeli hadiah Natal bagi istrinya.

Lovfen, yang kunjungannya ke sebuah mal sebenarnya tidak melanggar hukum apapun, merupakan pejabat Swedia terbaru yang mengabaikan anjuran dan seruan yang dikeluarkan dirinya sendiri dan Badan Kesehatan Masyarakat Swedia. Awal pekan ini, seorang pejabat perlindungan sipil mengundurkan diri menyusul terungkapnya fakta bahwa ia telah pergi berlibur ke Kepulauan Kanaria selama libur Natal. Sang pejabat dilaporkan telah melakukan perjalanan ini selama beberapa kali selama tahun 2020.

Baca Juga: WNI di Swedia Habis Masa Paspor, Ini Solusinya

Dilansir dari Associated Press, Swedia sendiri tidak menerapkan lockdown atau menutup usaha bisnis, namun lebih bergantung pada kesadaran para warganya untuk mengendalikan penularan Covid-19.

“Saya mengerti sepenuhnya bahwa orang-orang akan menganggapnya aneh,” ujar Lofven dalam sebuah wawancara dengan televisi Swedia SVT.

Menurut Lofven, ia mengikuti anjuran pemerintah dan telah mengurangi kunjungan ke pusat-pusat perbelanjaan dan restoran-restoran. Jikapun ia melakukannya, kata Lofven, ia memastikan dirinya mematuhi pembatasan sosial.

Lofven menambahkan, dirinya tidak pernah berbelanja secara online, namun ia mempertimbangkan untuk melakukannya untuk membeli hadiah Natal.

Swedia yang mencatat kasus Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 482.284 dengan 9.262 kematian, terbilang menonjol di antara negara-negara Eropa lainnya karena tanggapannya terhadap pandemi yang relatif lepas tangan. Swedia mengambil kebijakan yang banyak diperdebatkan dengan tetap membuka aktivitas sebagian besar masyarakat.

Baca Juga: Swedia Tekan Laju Covid 19 Tanpa Lockdown, Bagaimana Caranya?

Pada Rabu lalu, Dan Eliasson, kepala badan pemerintahan untuk perlindungan sipil, keamanan publik dan manajemen darurat Swedia, mengundurkan diri setelah terungkap bahwa ia telah pergi berlibur ke Kepulauan Kanaria di Spanyol selama libur Natal dan Tahun Baru. Eliasson sebelumnya telah mengirimkan pesan pada jutaan warga Swedia dan mendesak mereka untuk tidak bepergian.

Eliasson yang tertangkap basah tengah berada di Kepulauan Kanaria pada Desember lalu, mengatakan pada harian Expressen bahwa ia sudah lama tidak bepergian selama pandemi, dan berkilah bahwa putrinya tinggal di kepulauan tersebut.

Lofven menyatakan, Eliasson telah mengambil langkah yang benar dengan mengundurkan diri, namun menolak berkomentar lebih lanjut.

Baca Juga: Restoran Unik di Swedia Ini Ramah Aturan Covid-19

Pada Jumat (8/1), Parlemen Swedia memberlakukan hukum pandemi Covid-19 sementara yang mengijinkan, jika diperlukan, untuk mengadopsi pembatasan-pembatasan termasuk menutup pusat-pusat perbelanjaan dan pertokoan, juga menghentikan operasional transportasi publik dan kegiatan publik untuk meredam penyebaran virus.

Hukum ini akan diberlakukan hingga September, dan mereka yang melanggarnya akan didenda.

Dalam konferensi pers, Stefan Lofven menyatakan, hukum sementara tersebut akan diberlakukan mulai hari Minggu, saat perkumpulan orang-orang dalam kegiatan publik tidak melebihi 8 orang. Ia menambahkan, pembatasan jumlah orang dalam perkumpulan ini juga berlaku pada acara-acara pribadi.

Semula, pemerintah Swedia berencana memberlakukan hukum sementara ini pada musim semi, namun mempercepatnya pada Januari, seiring datangnya gelombang kedua pandemi yang telah membuat sistem perawatan kesehatan Swedia berada dalam tekanan.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x