> >

BMKG: Gempa Hari Ini di Mentawai-Siberut Sebabkan Tsunami 11 Cm

Sumatra | 25 April 2023, 04:56 WIB
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan tsunami dari gempa magnitudo 6,9 Mentawai-Siberut teramati setinggi 11 cm pada Selasa (25/4/2023) dini hari. (Sumber: bpbd.bandaaceh.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan tsunami dari gempa magnitudo 6,9 Mentawai-Siberut teramati setinggi 11 cm pada Selasa (25/4/2023) dini hari.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa Mentawai M6,9 ini  BERPOTENSI TSUNAMI. Daerah yg berpotensi terdampak tsunami dengan status Waspada di Nias Selatan, P.Tanabala. Berdasarkan hasil pengamatan tinggi muka laut, tercatat ketinggian tsunami di Tanah Bala dgn ketinggian 11 cm," cuit Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di akun Twitternya. 

Saat peringatan dini BMKG menyebut kekuatan gempa 7,3 magnitudo. Kini BMKG pun memperbarui kekuatan gempa Mentawai menjadi magnitudo 6,9.

Daryono mengungkapkan bahwa gempa merupakan megathrust event.

Baca Juga: Getaran Gempa Mentawai M 7,3 Dirasakan hingga ke Daerah Sumut

Gempa dirasakan di Siberut, Mentawai VI MMI, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, Padang V MMI, Gunung Sitoli, Padang Panjang, Pesisir selatan, Lima Puluh Kota, Solok Selatan, Solok, Bukittinggi, Padang Sidempuan III MMI, Labuhan Batu Bengkalis II MMI.

"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Mentawai M6,9 yg terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," jelasnya. 

Episentrum gempa berada di 0.93 Lintang Selatan, 98.39 Bujur Timur, 177 km barat laut Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat dengan kedalaman 84 km.

Baca Juga: Gempa M 7,3 Berpotensi Tsunami Guncang Mentawai, BNPB: Terasa Sampai Kota Padang

Sebelumnya BMKG mengimbau waspada untuk wilayah Pulau Tanabala, Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara. Waktu tiba gelombang dapat berbeda. Gelombang yang pertama bisa saja bukan yang terbesar.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU