> >

M Taufik: Mesti Rasional, Masa Prabowo Kalah Pilpres Cuma Saya Doang yang Dipecat

Politik | 8 Juni 2022, 13:12 WIB
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik yang dipanggil menjadi saksi oleh KPK dalam kasus korupsi pengadaan lahan di Munjul (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohammad Taufik mempertanyakan alasan Partai Gerindra memecat dirinya sebagai kader partai.

Diketahui, salah satu alasan M Taufik dipecat Gerindra karena dinilai gagal memenangkan Prabowo Subianto- Sandiaga Uno di DKI Jakarta dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.

Baca Juga: M Taufik Dianggap Salah, Gagal Menangkan Prabowo-Sandi hingga Nama Muncul di Kasus Dugaan Korupsi

Adapun posisi M Taufik pada saat pilpres 2019 berlangsung, menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) DKI Jakarta. 

Menurut M Taufik, alasan yang disampaikan oleh Mahkamah Kehormatan Partai Gerindra soal pemecatan dirinya tersebut terkesan mengada-ada.

Taufik menilai alasan itu tidak masuk akal karena gelaran Pilpres 2019 berskala nasional. Ketika itu, Prabowo-Sandi tidak hanya kalah di DKI Jakarta.

"Saya minta maaf kalau apa yang saya lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi kawan itu (gagal memenangkan Prabowo). Masa karena Pilpres kalah, cuma saya doang (yang dipecat)?" kata Taufik dikutip dari Tribun Jakarta, Rabu (8/6/2022).

Baca Juga: Meski Kaget saat Dipecat Partai Gerindra, M Taufik Sebut Dirinya Legowo dengan Keputusan Partai

Sebagai informasi, Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 hanya menang di 13 provinsi. Itu antara lain Bengkulu, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Jambi.

Kemudian, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Banten, Aceh, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Riau.

Sementara lawannya pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul di 21 provinsi yakni Gorontalo, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Bali, Sulawesi Barat.

Lalu, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, NTT, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Papua Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Maluku dan Papua.

Baca Juga: Riza Patria Tegaskan M Taufik Masih Pengurus Gerindra, Belum Ada Pemecatan: Baru Rekomendasi

"Mesti rasional dong. Masa karena Pilpres kalah, terus cuma saya doang (yang dipecat)," ujar Taufik.

Selain gagal memenangkan Prabowo, Gerindra menyebut alasan lain pemecatan Taufik karena yang bersangkutan dianggap tak loyal.

Terkait alasan itu, M Taufik kembali mempertanyakannya. Menurut dia, alasan tersebut terlalu mengada-ada.

"Makanya mesti ditanya ke mereka ukuran loyalitas itu apa. Baru sekarang saya tahu, saya tadi lagi santai aja, tiba-tiba ada berita dipecat," ujarnya.

Baca Juga: M Taufik Pilih Gabung NasDem Usai Mundur dari Gerindra, Ternyata Demi Bisa Dukung Anies Capres 2024

Taufik menegaskan ia selalu loyal sejak bergabung dengan Gerindra pada 2008. Ia pun sempat menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta.

Di bawah kepemimpinan Taufik, kursi Gerindra di DPRD DKI Jakarta meroket dari awalnya hanya 6 kursi di 2009 meningkat jadi 16 kursi di 2014.

Pada pemilu 2019, perolehan suara Gerindra di DPRD DKI pun meningkat lagi menjadi 19 kursi.

Tak hanya itu, Taufik juga menjadi aktor di balik kesuksesan duet Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok pada Pilkada DKI 2012 lalu.

Baca Juga: Lepas Posisi Wakil Ketua DPRD DKI, M Taufik akan Mengundurkan Diri sebagai Anggota DPRD

Kemudian, pada Pilkada 2017 lalu Taufik juga berhasil mengantarkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menuju kursi DKI satu.

"Kalau itu masih belum juga dianggap sempurna, ya memang kesempurnaan bukan milik manusia," kata Taufik.

Terakhir, Taufik juga dipecat lantaran dianggap tak bisa menyediakan kantor tetap bagi DPD Gerindra DKI. Ia lagi-lagi menilai alasan pemecatan itu tak masuk akal.

Sebab, target utama suatu partai adalah perolehan suara dan kursi, bukan kantor tetap.

Baca Juga: M Taufik akan Pindah ke NasDem, Politikus Gerindra Ini Malah Bersyukur

"Ini bukan soal enggak adil, ini berarti mengada-ada argumennya. Partai targetnya apa? Kan targetnya kursi di DPRD, targetnya kekuasaan. Gubernur dua kali juga menanti, Wagub juga dapat," kata Taufik.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Purwanto

Sumber : TribunJakarta


TERBARU