> >

Polairud Baharkam Polri Bongkar Penyelewengan Solar Bersubsidi Senilai Rp49 Miliar

Kriminal | 22 Januari 2022, 03:05 WIB
Korpolairud Baharkam Polri mengungkap praktik penyelewengan solar bersubsidi di Jawa Tengah. Penyelewengan ini merugikan negara senilai Rp49 miliar. (Sumber: Riki Ramahdoni/KompasTV)

SEMARANG, KOMPAS.TV - Korpolairud Baharkam Polri mengungkap praktik penyelewengan solar bersubsidi di Jawa Tengah. Penyelewengan ini merugikan negara senilai Rp49 miliar.

Modus yang digunakan oleh pelaku dalam praktik ini, yaitu memodifikasi kendaraan dengan tandon untuk membeli solar bersubsidi di SPBU, lalu menjualnya lagi dengan harga industri.

Menurut keterangan Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Muhammad Yassin Kosasi, penindakan ini dilakukan di daerah Pelabuhan Seleko Cilacap beberapa hari lalu.

Hal ini berdasarkan informasi adanya penyalahgunaan pembelian BBM bersubsidi jenis biosolar B30 yang tidak sesuai peruntukannya.

"Setelah dilakukan penyelidikan oleh petugas, ditemukan truk bertuliskan PT Sinar Harapan Mulia yang sedang melakukan pengisian BBM biosolar ke kapal KM Maju Abadi, 7 GT.172, dengan harga keekonomian atau industri," kata Yassin saat rilis kasus integerated terminal Pertamina Semarang, Jumat (21/1/2022).

Baca Juga: Korpolairud Berhasil Tindak 9 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna Selama 2021

Hasil penyelidikan, ternyata solar bersubsidi dikirim dari gudang yang berada di Jalan Karang, Kabupaten Semarang. Sedangkan solar yang berada di gudang diperoleh dari membeli di SPBU dengan harga bersubsidi.

Untuk memuluskan aksi, pelaku menyediakan mobil dan truk yang terlebih dahulu sudah dimodifikasi dengan tandon di dalam mobil tersebut. Untuk truk baknya di isi tangki yang kemudian ditutup karung berisi serbuk kayu, lalu ditutup terpal untuk kamuflase.

"Berbagai modifikasi yang dilakukan oleh pelaku. Untuk di dalam mobil sendiri, kursi tengah dan belakang dibongkar oleh pelaku, kemudian diganti dengan tandon yang bisa untuk mengangkut satu ton minyak," ungkap Yassin.

Dalam modifikasi mobil dan truk, sudah sangat terencana oleh pelaku, pengisian dilakukan lewat lubang BBM kendaraan seperti biasanya. Untuk menghindari kecurigaan, pelaku mengisi dengan kapasitas normal, kemudian pindah ke SPBU lainnya.

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU