> >

Demi Percepatan Vaksinasi dan Tracing, Ridwan Kamil: Butuh 22.000 Relawan Mahasiswa

Berita daerah | 7 Agustus 2021, 15:53 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat telekonferensi bersama Wakil Presiden Maruf Amin perihal perkembangan Covid-19 di Jawa Barat, Kamis (22/7/2021). (Sumber: Dok. Humas Pemprov Jabar)

BANDUNG, KOMPAS.TV - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) membuka kesempatan bagi mahasiswa yang hendak bergabung menjadi relawan percepatan vaksinasi dan tracing Covid-19.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebutkan, jumlah mahasiswa yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut sebanyak 22.000 orang.

"(Sampai saat ini) mahasiswa yang sudah jadi relawan kurang lebih 1.500 orang dari yang sudah konfirmasi dan lima universitas lagi sedang dalam proses pendataan," ungkapnya dalam rilis, Sabtu (7/8/2021).

Kang Emil, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa pengadaan relawan tersebut sudah sesuai arahan pemerintah pusat, yang mana khusus untuk vaksinasi difokuskan bagi mahasiswa tingkat akhir dari fakultas kedokteran.

Baca Juga: Relawan Muhammadiyah Menguburkan Jenazah Umat Katolik, Menginspirasi Seorang Romo

Selain itu, mahasiswa yang bisa menjadi relawan adalah mereka yang telah memenuhi syarat proyeksi sebagai petugas vaksinator.

Dengan adanya relawan, harapannya target vaksinasi di Jawa Barat dapat ditingkatkan hingga empat kali lipat, dari yang semula 150.000 orang per hari menjadi 500.000 dosis per hari.

Kang Emil mengatakan, peningkatan target vaksinasi ini bertujuan agar pembentukan kekebalan kelompok atau herd immunity bisa terealisasi pada akhir 2021 nanti.

"Kami masih cari kekurangan 15.000 lagi dari berbagai pihak. Mudah-mudahan vaksinasi di Jawa Barat, Desember nanti bisa tercapai sesuai target," terangnya.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Bikin Alat Deteksi Kerumunan, Begini Cara Kerjanya

Sedangkan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyebut target vaksinasi Covid-19 secara nasional saat ini adalah 2,5 juta orang per hari.

"Kami mau 2,5 juta vaksin per hari secara nasional dan sudah mulai, saya lihat kecepatannya pun sudah bagus karena vaksinnya ada dan cukup," ujar Luhut.

Luhut menuturkan, pelibatan mahasiswa tahap akhir fakultas kedokteran sebagai relawan vaksinasi sudah melalui kesepakatan dengan berbagai pihak.

Mulai dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI-Polri, pemerintah daerah, hingga BEM universitas.

Baca Juga: Apresiasi Perusahaan yang Lakukan Vaksinasi Pekerja, Menaker: Langkah Strategis Pulihkan Industri

Sementara itu, rekrutmen relawan mahasiswa untuk tracing dikhususkan bagi mahasiswa dari fakultas teknik, dengan target pelacakan kontak eratnya adalah satu sampai 15 orang.

Artinya setiap relawan harus melacak sedikitnya 15 orang kontak erat dari satu orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Saya sudah bicara ke (Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) Pak Nadiem, (kegiatan relawan) ini akan berjalan tidak mungkin sebulan, katakanlah sampai Desember," jelas Luhut.

Luhut menambahkan, sejauh ini sistem 3T (testing, tracing, treatment) di Indonesia sudah dinilai baik meski masih perlu ditingkatkan, terutama tracing.

Menurut Luhut, mahasiswa dapat membantu edukasi dan sosialisasi protokol kesehatan kepada masyarakat umum, mengingat fenomena yang terjadi saat ini tak sesederhana yang dibayangkan.

"Tidak ada yang tak bisa diselesaikan selama kita kompak," pungkasnya.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU