> >

Reaksi Bima Arya soal Kelalaian RSUD Bogor hingga Jenazah Pasien Corona Tertukar

Peristiwa | 5 Januari 2021, 11:10 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya. (Sumber: KOMPAS.COM)

Betapa tidak, jenazah sang ibu berinisial WT yang meninggal karena Covid-19, tertukar dengan jenazah seorang pria yang bukan anggota keluarganya.

DF mengungkapkan, peristiwa itu terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, Jawa Barat, saat keluarga akan membawa jenazah sang ibu untuk dikebumikan.

DF menceritakan, ketika ibunda meninggal, pihak keluarga awalnya dilarang untuk melihat jenazah WT selama proses pemulasaraan di rumah sakit.

Keluarga pun pasrah dan harus menunggu selama 10 jam lamanya, hingga akhirnya peti jenazah siap dimasukkan ke dalam mobil ambulans.

Saat itu, kata DF, pihak keluarga terus mendesak agar pihak RSUD Kota Bogor mengizinkan jenazah sang ibu bisa dilihat terakhir kalinya.

Hal tersebut sekaligus untuk memastikan bahwa jenazah yang ada di dalam peti adalah ibunya.

Namun, setelah mendapat izin untuk melihat jenazah, alangkah kagetnya keluarga, ternyata jenazah yang ada di dalam peti bukanlah almarhum sang ibu.

Peristiwa tersebut sontak membuat keluarga DF syok dan berang. Sebab, pihak rumah sakit dianggap telah lalai menjalankan tugasnya.

Baca Juga: 22 Wisatawan Positif Corona Usai Rapid Test Antigen di Jalur Puncak Bogor, 2 Berasal dari WNA Arab

"Keluarga mau lihat, tapi enggak boleh alasan ini-itu, ini-itu. Kami enggak mau, kami tetap maksa. Enggak tahu kenapa hati ini enggak enak. Pas dibuka, itu ternyata jenazah cowok dan itu bukan keluarga dari kami," kata DF dikutip dari Kompas.com pada Senin (4/1/2021).

"Saya tanya ke petugas, 'Kamu bisa lihat enggak ini ada kumisnya?' Sampai keluarga marah-marah, sampai semua keluarga datang.”

Usai kejadian itu, DF melanjutkan, petugas rumah sakit langsung mencari keberadaan jenazah WT. Dua tim forensik lalu datang mengambil jenazah sang ibu, tetapi keluarga kembali harus menunggu lama.

Setelah itu, pihak rumah sakit memanggil DF untuk memastikan jasad ibunya sebelum dimasukkan ke dalam peti.

"Kami enggak mau jenazah mama saya langsung dipetikan. Saya mau lihat mukanya untuk memastikan. Kami sudah ketakutan duluan," tuturnya.

"Setelah itu, saya bilang enggak usah pakai peti langsung ambil dari ruangan. Ini makan waktu terlalu lama. Akhirnya mama saya diambil dari ruangan. Setelah itu dibawa ke forensik.”

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Tambah 3 RS Rujukan Pasien Covid-19

Penulis : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU