> >

Saat Gerhana Bulan, Pasang Air Laut di Atas Ketinggian Normal

Edukasi | 8 November 2022, 16:21 WIB
Arsip Foto. Nelayan memperbaiki pemerangkap ikan di areal pesisir Kelurahan Mata, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Sabtu (13/8/2022). Warga pesisir diminta mewaspadai pasang air laut semasa gerhana bulan. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di wilayah pesisir mewaspadai pasang air laut semasa fenomena gerhana bulan total pada 8 November 2022.

Lebih jelas, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Dr. Muzli menuturkan, masyarakat yang berada di pesisir atau pinggir laut perlu mewaspadai terjadinya pasang air laut yang lebih tinggi dari pasang normalnya.

"Gelombang pasang merupakan kejadian normal saat bulan purnama," katanya, Selasa (8/11/2022), dikutip dari Antara.

Gerhana bulan, lanjutnya, merupakan peristiwa terhalangnya proyeksi cahaya matahari ke bulan oleh bumi. Peristiwa itu merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan.

“Ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya," katanya.

Muzli menyebutkan, gerhana bulan total terjadi saat posisi matahari, bumi, dan bulan sejajar. Saat bulan berada di umbra (bayangan inti) bumi, bulan akan terlihat berwarna merah sehingga disebut Blood Moon.

Adapun, gerhana bulan total dapat disaksikan di sebagian wilayah Indonesia dan aman disaksikan tanpa memakai kaca mata khusus.

Baca Juga: Gerhana Bulan Perparah Rob, Simak Penjelasan BMKG

"Gerhana bulan total ini dapat disaksikan jika kondisi cuaca cerah berawan dan aman disaksikan oleh masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan kaca mata khusus gerhana," katanya.

Fase awal hingga fase akhir gerhana bulan akan berlangsung selama 5 jam 57 menit dan 5 detik.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU