> >

Mantan Pemain Timnas Brasil Ungkap Diskriminasi Sosial yang Menghantui Selecao

Kompas sport | 6 Oktober 2021, 20:36 WIB
Pesepakbola asal timur laut Brasil, Roberto Firmino memperkuat Selecao dalam laga kontra Austria pada 2018. (Sumber: Granada via Wikimedia)

Charles Fabian adalah ikon wilayah timur laut. Selain itu, sudah lama tidak ada klub dari wilayah itu yang mengirimkan pemain ke timnas. Charles Fabian, yang tampil menawan bersama Bahia pada usia muda, dianggap tak pantas dicoret dari Selecao.

“Perasaan saya campur aduk waktu itu. Di satu sisi, saya senang dengan dukungan yang saya terima. Namun di sisi lain, saya sedih karena apa yang terjadi. Tidak ada yang ingin melihat bendera negara Anda dilalap api,” kata Charles mengenang peristiwa itu.

“Akan tetapi, protes itu valid, meskipun, menurut saya, bisa dilakukan dengan cara berbeda,” imbuh pemain yang sempat merantau ke Spanyol dan Argentina ini.

Protes warga tidak hanya tentang kelayakan Charles Fabian masuk timnas. Namun, lebih luas, protes itu mencerminkan rasa sakit karena didiskriminasi sebagai wilayah yang jauh tertinggal dari segi sosial maupun ekonomi.

Diskriminasi tersebut rupanya belum menghilang hingga bertahun-tahun setelah pembakaran bendera di Salvador. Pada 2014, stereotipe diskriminatif dirasakan oleh eks Zenit St. Petersburg, Hulk.

Waktu itu, Hulk ditanya jurnalis Brasil apakah orang-orang dari timur laut “lucu” karena aksen mereka. “Sayangnya, kita tahu prasangka ini masih ada, tidak peduli asalmu dari mana atau melakoni profesi apa,” kata Hulk tentang kejadian itu.

Tak hanya Hulk yang menganggap demikian. Stereotipe terhadap orang timur laut Brasil umum diakui masih ada. Namun, sebagaimana kata Wakil Presiden Bahia Vitor Ferraz, kondisinya lebih baik dan Selecao saat ini “lebih demokratis”.

Pesepakbola dari timur laut Brasil pun banyak yang membuktikan ketangguhan dirinya dua dekade belakangan. Terutama mereka yang mengembangkan bakat di selatan yang memiliki sistem dan fasilitas lebih baik. Mulai dari Rivaldo, Dida, Juninho Pernambucano, hingga teranyar Roberto Firmino.

“Harus diakui bahwa prasangka itu masih ada. Namun, saya yakin kita sudah lebih baik dibanding 10 atau 15 tahun lalu. Mulai sekarang, apa yang terjadi di lapangan akan mengubah keadaan,” kata Ferraz.

Baca Juga: Baleg akan Terbang ke Ekuador dan Brasil Terkait RUU PKS, Ini Penjelasan Wakil Ketua DPR


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU