> >

Hadi Pranoto Klaim Temukan Antibodi Covid-19

Kesehatan | 2 Agustus 2020, 17:37 WIB
Ilustrasi: vaksin virus corona atau Covid-19. (Sumber: Kompas.com/Shutterstock)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Seorang peneliti, Hadi Pranoto, mengklaim telah menemukan formula atau antibodi Covid-19. Klaim tersebut tersiar di akun Youtube artis Anji.

Dalam perbincangan tersebut Hadi Pranoto mengatakan antibodi yang dia maksud merupakan herbal cairan yang bahannya tersedia di Indonesia.

"Herbal ini bisa menyembuhkan dan juga bisa mencegah. Kalau vaksin itu kan disuntikkan kalau ini kan diminum. Ini berupa cairan. Tapi dalam cairan itu tergantung berapa kandungan yang bisa membunuh covid-19," ujar Hadi, seperti dikutip dari Warta Kota, Minggu (2/8/2020).

Kepada Anji, Hadi Pranoto mengklaim telah menyembuhkan ribuan orang dengan ramuan herbal temuannya. Bahkan, dia sudah mengirimkan herbal ramuannya ke berbagai kota, termasuk ke Wisma Atlet Kemayoran. 

"Kita hanya memerlukan waktu dua sampai tiga hari sudah selesai. Setelah itu antibodi kita sudah kuat kemudian kemampuan kita melawan covid-19 sudah bisa maksimal."

Hadi memastikan, fungsi herbal temuannya adalah semacam piranti keaamanan di dalam tubuh jika diminum.

"Karena pola kerja herbal yang kita buat itu beda. Setelah kita minum dengan aturan yang kita anjurkan, kemudian terbentuk antibodi dalam tubuh, kemudian akan menjadi piranti keamanan tubuh kita sendiri. Apabila ada virus corona masuk ke dalam tubuh, maka akan dimakan bakteri di dalam tubuh."

Obat herbal antibodi Covid-19 diklaim Hadi telah ditelitinya selama puluhan tahun lalu, jauh sebelum virus tersebut masuk ke Indonesia.

"Riset kami sudah sejak 2000. Kita sudah lama sekali mempelajari irus ini dan kita kembangkan terus menerus. Dan setelah virus ini meledak di Wuhan awal 2019, kita bisa mengidentifikasi jenis dan genetik covid-19 itu dan kita cocokkan dengan herbal yang kita punya. Kemudian kita urai bahan untuk melawan covid-19 ternyata itu sangat efektif. Dan semua bahan bakunya ada di Indonesia."

Baca Juga: LIPI Segera Uji Klinis Vaksin Covid-19 Buatan Indonesia, Begini Tahapannya

Menurutnya, vaksin untuk Covid-19 saat ini belum bisa ditemukan. Sebab, jenis virus yang saat ini beredar mempunyai perbedaan dengan virus sebelumnya.

"Tidak mungkin kita bikin vaksin. Itu mustahil. Makanya seluruh dunia saat ini tidak bisa menemukan vaksin secara keseluruhan. Sebab dosis covid-19 yang saat ini susah tinggi. Jika disuntikkan vaksin dengan zat adiktif sekarang, maka justru akan merusak organ tubuh manusia itu sendiri. Dan akan menjadi penyakit baru di tubuh orang tersebut."

Mengenai vaksin dari China yang sedang tahap uji klinis oleh Bio Farma di Bandung, menurut Hadi, masih perlu pengujian. 

"Vaksin yang kemarin jadi pembicaraan itu kan belum diuji coba secara mendetail, kemampuan dan keakuratan vaksin itu dalam membunuh covid-19."

Dalam wawancara tersebut, Hadi juga menyoroti soal protokol kesehatan. Menurutnya protokol kesehatan bukan jaminan tidak terpapar Covid-19.

"Penggunan masker dan hand sanitazer hanya mengurangi tapi tidak bisa mencegah. Virus Covid-19 ini lebih kecil dari nano partikel."

Selama kita masih bisa menghirup oksigen, katanya, virus itu masih bisa masuk ke dalam tubuh. Virus Covid-19 akan hidup melalui udara, melalui oksigen. 

Bahkan Hadi berkata, Covid-19 mudah menular melalui keringat, sentuhan badan ataupun yang lainnya. "Protokol kesehatan itu untuk mengurangi saja," katanya.

Baca Juga: Vaksin Sinovac China Siap Disuntik ke Manusia, Bio Farma Cari 1000 Relawan

Kembali ke herbal antibodi Covid-19 yang dia ciptakan, menurut Hadi, merupakan solusi atas kasus covid-19 yang berdampak luas bagi banyak aspek bangsa.

"Ini bukan karena bisnis. Ini bentuk panggilan, emergency kemanusiaan bagi kami sebagai tim ahli riset antibodi Covid-19 untuk memberikan kepastian kehidupan untuk masyarakat kita di Indonesia," tandasnya.

Sementara itu, Anji Manji dalam akun Instagramnya, menyebut bahwa sudah banyak orang yang bertanya kepadanya terkait klaim tersebut. 

"Sudah banyak banget yang menghubungi saya melalui DM maupun tim, meminta obat ini. Sabar ya, dalam waktu seminggu ini saya akan berikan info di mana bisa mendapatkannya," tulis Anji.

"Di video ini saya tidak mau mengeluarkan pernyataan, karena isunya sensitif sekali tentang obat. Saya menjadi interviewer. Saya juga nanti akan mencoba membuktikan obatnya.

Kata Pakar Soal Klaim Hadi Pranoto
Ahli biologi molekuler independen, Ahmad Utomo, mengatakan perlu uji klinis untuk sebuah klaim penyembuh Covid-19.

“Uji klinis harus dirancang dengan serius. Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh pihak non-medis harus bekerja sama dengan pihak medis,” tutur Ahmad kepada Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

Jika benar herbal cairan antibodi milik Hadi Pranoto itu ampuh untuk mengobat pasien Covid-19 ini akan menjadi berita baik.

Tapi sangat disayangkan, Ahmad mengaku, tidak menemukan data uji klinis herbal tersebut. Data uji klinis secara tertulis atau terekam.

Ahmad tidak mendapat kejelasan cairan antibodi Covid-19 itu diberikan kepada pasien dengan kisaran usia berapa, atau dengan gejala seperti apa. 

“Menulis apa yang kita kerjakan dan mengerjakan apa yang kita tulis. Ini untuk sustainability. Tidak bisa asal klaim kalau tidak ada penelitiannya."

Ahmad memandang klaim Hadi adalah untuk mencari keuntungan dengan eksploitasi ketidaktahuan orang, atau memang tidak tahu saja empirisnya.

Baca Juga: Pada Akhir Tahun Ini, Vaksin Covid-19 Moderna Siap Digunakan Secara Luas

Sementara Dosen dan peneliti di Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada dr Mohamad Saifudin Hakim menegaskan bahwa klaim Hadi Pranoto terkait temuan cairan antibodi Covid-19 tersebut meragukan.

Saifuddin mempertanyakan, bila produk yang ditemukan oleh Hadi adalah antibodi, bagaimana proses produksinya, dan apakah sudah dilakukan sesuai dengan Good Manufacturing Practice (GMP).

"Ini kan harus diteliti, bagaimana mungkin orang tiba-tiba mensintesis antibodi dan kemudian mengklaim sudah mendistribusikannya," kata Saifudin.

Salah satu hal yang membuat Saifudin ragu dengan klaim Hadi Pranoto adalah melakukan penelitian virus seperti H5N1, SARS pertama, dan MERS-CoV selama puluhan tahun. Pasalnya, penelitian terkait virus tidak bisa dilakukan di sembarang tempat.

"Labnya (dia) itu di mana? Tidak bisa meneliti virus cuma di dapur, atau di bengkel. Tidak seperti itu. Orang meneliti virus kan harus di lab dengan tingkat keamanan yang sesuai, itu kalau dia mau patuh terhadap Undang-Undang. Tidak mungkin kita meneliti virus berbahaya, apalagi selevel SARS atau MERS yang itu adalah patogen," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

Menurutnya, melakukan penenelitian virus berbahaya harus di laboratorium dengan tingkat proteksi keamanan tinggi. Sementara di Indonesia, tidak banyak laboratorium dengan tingkat proteksi tinggi. 

Ia mengatakan proses penelitian untuk menemukan obat atau vaksin tidaklah mudah. Sehingga, tidak sembarang orang bisa melakukan klaim.

Dari pengalamannya, setiap kali menemukan klaim semacam antibodi Covid-19 ini, Saifudin selalu mengeceknya di jurnal-jurnal ilmiah. Hal ini ia lakukan untuk memastikan bahwa informasi yang ia terima sudah terpublikasi.

"Kalau misalkan belum ada publikasinya, bagaimana saya mau menanggapi? Wong saya tidak tahu metodenya bagaimana. Dia mengklaim anti Covid itu metode penelitiannya seperti apa," kata Saifudin.

"Klaim asal klaim itu banyak, yang jadi masalah adalah apakah klaimnya itu disertai dengan bukti penelitian yang memadai atau tidak? Jangan-jangan over claim?" imbuhnya.

Jadi Saifudin menyimpulkan klaim temuan antibodi Covid-19 oleh Hadi Pranoto, kemungkinan besar adalah informasi palsu atau hoax. Saifudin juga menyayangkan Anji yang mengunggah video tersebut tanpa melakukan cross-check terlebih dahulu.

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU