> >

Hadi Pranoto Klaim Temukan Antibodi Covid-19

Kesehatan | 2 Agustus 2020, 17:37 WIB
Ilustrasi: vaksin virus corona atau Covid-19. (Sumber: Kompas.com/Shutterstock)

Sementara itu, Anji Manji dalam akun Instagramnya, menyebut bahwa sudah banyak orang yang bertanya kepadanya terkait klaim tersebut. 

"Sudah banyak banget yang menghubungi saya melalui DM maupun tim, meminta obat ini. Sabar ya, dalam waktu seminggu ini saya akan berikan info di mana bisa mendapatkannya," tulis Anji.

"Di video ini saya tidak mau mengeluarkan pernyataan, karena isunya sensitif sekali tentang obat. Saya menjadi interviewer. Saya juga nanti akan mencoba membuktikan obatnya.

Kata Pakar Soal Klaim Hadi Pranoto
Ahli biologi molekuler independen, Ahmad Utomo, mengatakan perlu uji klinis untuk sebuah klaim penyembuh Covid-19.

“Uji klinis harus dirancang dengan serius. Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh pihak non-medis harus bekerja sama dengan pihak medis,” tutur Ahmad kepada Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

Jika benar herbal cairan antibodi milik Hadi Pranoto itu ampuh untuk mengobat pasien Covid-19 ini akan menjadi berita baik.

Tapi sangat disayangkan, Ahmad mengaku, tidak menemukan data uji klinis herbal tersebut. Data uji klinis secara tertulis atau terekam.

Ahmad tidak mendapat kejelasan cairan antibodi Covid-19 itu diberikan kepada pasien dengan kisaran usia berapa, atau dengan gejala seperti apa. 

“Menulis apa yang kita kerjakan dan mengerjakan apa yang kita tulis. Ini untuk sustainability. Tidak bisa asal klaim kalau tidak ada penelitiannya."

Ahmad memandang klaim Hadi adalah untuk mencari keuntungan dengan eksploitasi ketidaktahuan orang, atau memang tidak tahu saja empirisnya.

Baca Juga: Pada Akhir Tahun Ini, Vaksin Covid-19 Moderna Siap Digunakan Secara Luas

Sementara Dosen dan peneliti di Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada dr Mohamad Saifudin Hakim menegaskan bahwa klaim Hadi Pranoto terkait temuan cairan antibodi Covid-19 tersebut meragukan.

Saifuddin mempertanyakan, bila produk yang ditemukan oleh Hadi adalah antibodi, bagaimana proses produksinya, dan apakah sudah dilakukan sesuai dengan Good Manufacturing Practice (GMP).

"Ini kan harus diteliti, bagaimana mungkin orang tiba-tiba mensintesis antibodi dan kemudian mengklaim sudah mendistribusikannya," kata Saifudin.

Salah satu hal yang membuat Saifudin ragu dengan klaim Hadi Pranoto adalah melakukan penelitian virus seperti H5N1, SARS pertama, dan MERS-CoV selama puluhan tahun. Pasalnya, penelitian terkait virus tidak bisa dilakukan di sembarang tempat.

"Labnya (dia) itu di mana? Tidak bisa meneliti virus cuma di dapur, atau di bengkel. Tidak seperti itu. Orang meneliti virus kan harus di lab dengan tingkat keamanan yang sesuai, itu kalau dia mau patuh terhadap Undang-Undang. Tidak mungkin kita meneliti virus berbahaya, apalagi selevel SARS atau MERS yang itu adalah patogen," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

Menurutnya, melakukan penenelitian virus berbahaya harus di laboratorium dengan tingkat proteksi keamanan tinggi. Sementara di Indonesia, tidak banyak laboratorium dengan tingkat proteksi tinggi. 

Ia mengatakan proses penelitian untuk menemukan obat atau vaksin tidaklah mudah. Sehingga, tidak sembarang orang bisa melakukan klaim.

Dari pengalamannya, setiap kali menemukan klaim semacam antibodi Covid-19 ini, Saifudin selalu mengeceknya di jurnal-jurnal ilmiah. Hal ini ia lakukan untuk memastikan bahwa informasi yang ia terima sudah terpublikasi.

"Kalau misalkan belum ada publikasinya, bagaimana saya mau menanggapi? Wong saya tidak tahu metodenya bagaimana. Dia mengklaim anti Covid itu metode penelitiannya seperti apa," kata Saifudin.

"Klaim asal klaim itu banyak, yang jadi masalah adalah apakah klaimnya itu disertai dengan bukti penelitian yang memadai atau tidak? Jangan-jangan over claim?" imbuhnya.

Jadi Saifudin menyimpulkan klaim temuan antibodi Covid-19 oleh Hadi Pranoto, kemungkinan besar adalah informasi palsu atau hoax. Saifudin juga menyayangkan Anji yang mengunggah video tersebut tanpa melakukan cross-check terlebih dahulu.

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU