> >

Mentan Sebut Kenaikan Bawang Putih Bukan Gara-Gara China, Tapi...

Berita kompas tv | 13 Februari 2020, 22:04 WIB
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo sebelum pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (Sumber: KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

KOMPAS.TV - Kenaikan harga bawang putih di Indonesia mendapat perhatian serius dari Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.

Dia menduga bahwa kenaikan harga bawang putih bukan akibat penghentian sementara impor dari China untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. 

Namun, melonjaknya harga bawang putih di beberapa pasar dinilai terjadi akibat adanya distributor nakal yang coba memanfaatkan kepanikan publik. 

"Mungkin panik karena distributornya kasih keluar sedikit-sedikit agar besok harga lebih mahal, mungkin," kata Syahrul Yasin Limpo saat melepas Operasi Pasar bawang putih dan cabai di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Kamis (13/2/2020), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Pemerintah Akan Impor 103.000 Ton Bawang Putih dari China

Atas dasar dugaan itu, Syahrul meminta distributor bawang putih yang menimbun agar ditangkap. 

"Kalau ada (distributor) yang menimbun tangkap saja tuh. Artinya, kita ngurusin rakyat tidak boleh main-main," kata Syahrul Yasin Limpo. 

Syahrul juga mengklaim pasokan bawang putih di Indonesia tidak terpengaruh penghentian impor dari China. Ketersediaan bawang putih dalam negeri disebutnya masih mencukupi.

"Mau ada corona atau tidak ada corona tetap saja. Kami sudah hitung. Bawang putih sebenarnya masih ada kurang lebih 84.000 sampai 120.000 ton," kata Syahrul.

Jumlah yang disebutkan Syahrul, belum termasuk dengan hasil panen petani bawang putih lokal. 

Dia menyebut, mulai akhir Februari ada petani bawang putih di beberapa daerah yang mulai panen sehingga berpotensi menambah stok hingga 50.000 ton. 

"Sampai dua bulan, tiga bulan tidak ada masalah pasokan bawang putih," kata Syahrul.

Baca Juga: Harga Bawang Putih China Tembus 65 Ribu Per Kilogram

Sedangkan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengatakan, operasi pasar bawang putih dan cabai telah dimulai di berbagai wilayah di Indonesia sejak 30 Januari 2020, seperti DKI Jakarta, Sumatera Barat, Jambi dan Solo. 

"Dan rencananya akan dilanjutkan di Ternate, Manado, Pontianak, Palembang, dan Bandung," katanya. 

Dia mengatakan, ada 12 ton bawang putih yang disediakan dalam operasi pasar di Solo. Jumlah tersebut mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Solo hingga lima hari ke depan.

Adapun 12 ton bawang putih tersebut didistribusikan ke lima pasar di Solo, yakni Pasar Gede, Pasar Gading, Pasar Nusukan, Pasar Hardjodaksino, dan Pasar Rejosari. 

Selain bawang putih, lanjutnya, ada 10 ton capai yang disediakan dalam operasi pasar. Cabai ini terdiri rawit merah dan merah keriting. 

Cabai ini didatangkan secara langsung dari Kabupaten Wajo. "Kami berharap melalui operasi pasar ini harga bawang putih dan cabai di Solo bisa turun," kata Agung.

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU