> >

Kemenkes Tambah Alat Deteksi Dini Kanker di Puskesmas, Masyarakat Diimbau Tak Perlu Ragu Periksa

Humaniora | 18 Februari 2024, 05:00 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat agar tak perlu ragu melakukan upaya deteksi dini kanker di Puskesmas. Hal itu untuk menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh kanker. (Sumber: Kemenkes )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat agar tak perlu ragu melakukan upaya deteksi dini kanker di pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas. Hal itu untuk menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh kanker.

Hal itu ia ungkapkan saat menghadiri peringatan Hari Kanker Sedunia yang digelar oleh RS Kanker Dharmais, Jakarta, Jumat (16/2/2024). 

“Strategi utama menurunkan angka kematian akibat kanker adalah dengan deteksi dini. Kalau kanker bisa diketahui lebih dini, tingkat kesembuhannya lebih besar, dan biayanya juga lebih murah,” kata Budi dalam keterangan resminya. 

Baca Juga: Kemenkes Bagikan Tips Sehat untuk Petugas KPPS, Cukup Lakukan 4C

Ia menyampaikan, Kementerian Kesehatan juga terus berupaya melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan deteksi dini kanker di tingkat puskesmas kabupaten/kota. Khususnya untuk empat jenis kanker utama, yakni kanker payudara dan kanker serviks pada perempuan, serta kanker paru-paru dan kanker usus yang banyak kasusnya ditemui pada pria.

“Semua puskesmas sedang kami siapkan. Harapannya tahun ini, semua alatnya bisa selesai kita bagikan secara bertahap ke 10.000 Puskesmas di 514 Kabupaten/Kota,” ujarnya. 

Alat kesehatan yang dimaksud, yakni utamanya untuk deteksi dini kanker payudara adalah Probe Linear USG. Sedangkan untuk deteksi dini kanker serviks, Kemenkes sudah mulai meluncurkan tes HPV DNA yang hasilnya lebih akurat dan prosesnya lebih mudah dibandingkan dengan Pap Smear.

Baca Juga: Kemenkes Tambahkan 3 Jenis Vaksin dalam Imunisasi Rutin untuk Anak, Ini Daftarnya

Selain itu, layanan deteksi dini kanker paru-paru dan kanker usus juga akan disediakan. Kemenkes menargetkan setiap puskesmas dapat melakukan layanan skrining kanker paru dengan alat Low Dose CT-Scan (LDCT) dan kanker usus besar dengan kolonoskopi.

LDCT mampu mendeteksi lesi kecil atau nodul pada paru-paru yang mungkin merupakan tanda awal kanker paru-paru.

“Kita akan selesaikan secara bertahap di 514 kabupaten/kota supaya tiap puskesmas punya CT-Scan biar bisa melakukan prosedur Low Dose CT-Scan untuk deteksi dini kanker paru-paru dan kolonoskopi untuk deteksi dini kanker usus besar,” tuturnya. 

Budi berharap upaya ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mau pergi ke puskesmas dan melakukan skrining serta pemeriksaan deteksi dini kanker. 

Baca Juga: Garuda Kerja Sama dengan RS Persahabatan, Angkut Organ Tubuh Manusia untuk Transplantasi

“Masyarakat jangan takut buat skrining dan periksa. Jika terdeteksi ada yang positif kanker, tidak perlu khawatir, bisa langsung rujuk ke rumah sakit karena sudah kami siapkan untuk dilakukan perawatan berikutnya. Lebih cepat ditemukan maka kemungkinan sembuhnya juga besar,” terangnya. 

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Utama RS Kanker Dharmais R. Soeko Werdi Nindito mengungkapkan, pihaknya siap bekerja sama dengan kolegium dan organisasi profesi untuk memberikan pelatihan kepada dokter-dokter umum di Puskesmas untuk dapat melakukan layanan deteksi dini kanker.

“Kami akan ikut serta melatih dokter-dokter umum di puskesmas untuk bisa melakukan USG dan layanan deteksi dini kanker lainnya dengan turut bekerja sama dengan organisasi profesi dan kolegium supaya pelatihan secara masif dapat dilakukan dalam waktu cepat,” ujarnya. 

Kementerian Kesehatan juga bekerja sama dengan kolegium dan organisasi profesi untuk memastikan semua rumah sakit siap melakukan layanan penyakit kanker. 

 

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber :


TERBARU