> >

Cak Imin Sebut Situasi Demokrasi di Indonesia Saat Ini Mirip Orde Baru: Kita Benahi UU ITE Segera

Rumah pemilu | 23 November 2023, 07:45 WIB
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di acara Gagas RI di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (22/11/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

SURABAYA, KOMPAS.TV - “Demokrasi dibunuh secara pelan-pelan.” 

Pernyataan itu disampaikan oleh pemikir kebhinekaan Sukidi, menanggapi pemaparan gagasan dari pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam acara Gagas RI di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (22/11/2023).

Ia mengatakan bahwa pembunuhan demokrasi ini dilakukan melalui berbagai instrumen, seperti oposisi diperkecil ruang geraknya, kebebasan sipil dan politik dibatasi, demokrasi ditikung melalui yudisialisasi politik atau instrumen hukum.

Baca Juga: Bicara Soal Gangguan Mental dan Bunuh Diri, Cak Imin: Negara Harus Hadir

Pemulihan kualitas demokrasi menjadi salah satu misi Anies dan Muhaimin dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024. Poin ini cukup menjadi sorotan dalam diskusi Gagas RI.

Sukidi bertanya kepada Anies dan Cak Imin, “Bagaimana Anda berdua untuk menghidupkan kembali spirit demokrasi yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa?”

Dalam kesempatan ini, Cak Imin menjawab pertanyaan tersebut. Ia bercerita bahwa keputusannya maju sebagai cawapres dalam pilpres 2024 salah satunya adalah untuk mengembalikan proses demokrasi pada cita-cita luhur pendiri bangsa.

Ia menyebutkan bahwa saat ini demokrasi di Indonesia tengah terdistorsi akibat sejumlah hal. Menurutnya, situasi ini mirip dengan situasi zaman Orde Baru, di mana kebebasan berpendapat dibatasi.

“Munculnya distorsi demokrasi itu diakibatkan oleh, hampir sama ketika kita zaman Orde Baru, suasana, tekanan, represif, akibat aturan maupun akibat kebijakan negara, pemerintah,” kata Cak Imin.

Baca Juga: Anies: Negeri Ini Tidak Boleh Berubah dari Negara Hukum Jadi Negara Kekuasaan

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU