> >

Investasi Indonesia Lebihi Target pada 2022, Jokowi: Saya Senang 53 Persen di Luar Jawa

Update | 1 Februari 2023, 14:30 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Panjaitan (kanan) memberikan keterangan pers usai menghadiri Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (1/2/2023). (Sumber: Kompas TV/Ant)

Jokowi menegaskan, meski tekanan ekonomi global mereda, peluang resesi ekonomi dunia masih ada, sehingga semua negara tetap waspada.

“Tekanan global dari sisi ekonomi memang mereda tapi bukan berarti resesi tidak terjadi. Bisa saja belum,” ungkapnya.

Baca Juga: Jokowi Ingin Negara Lain Bergantung pada Indonesia: RI Tak Bisa Maju Kalau Tak Lakukan Hilirisasi

Di dalam forum investasi itu, Jokowi menyampaikan bahwa kekhawatiran-kekhawatiran mengenai risiko perekonomian ternyata tidak terjadi. 

“Apa yang dulu kita bayang-bayangkan, takutkan, itu ternyata banyak yang tidak terjadi. Ini patut kita syukuri,” ujarnya.

Ia pun meminta semua pihak untuk optimistis pada tahun 2023, sebab ekonomi Indonesia diperkirakan tetap tumbuh sebesar 5,2 hingga 5,3 persen.

Di sisi lain, angka inflasi masih terjaga di 5,5 persen secara tahunan. Lalu, data pembelian barang manufaktur (Purchasing Manager Index/PMI) Indonesia juga cukup ekspansif di angka 50,9.

"Kalau melihat ini tidak optimistis, keliru. Namun tetap hati-hati dan waspada," ujar Jokowi.

Merujuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023, Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada tahun ini.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Antara


TERBARU