> >

Gempa Bumi Susulan Masih Terjadi di Cianjur, BMKG Jelaskan Kapan Berhenti

Peristiwa | 3 Desember 2022, 12:09 WIB
Seorang pria berjalan melewati bangunan yang rusak akibat gempa bumi yang melanda Cianjur, Jawa Barat, Selasa, 22 November 2022. Gempa dengan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur dan sekitarnya pada Senin, 21 November 2022 pukul 13.21 WIB. (Sumber: AP Photo/Tatan Syuflana)

CIANJUR, KOMPAS.TV - Gempa bumi susulan masih kerap terjadi setelah dua pekan Cianjur dilanda gempa magnitudo 5,6.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya 373 gempa bumi susulan.

Menurut Kordinator Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Virga Librian, gempa susulan masih terjadi sebanyak 10 kali pada Jumat (2/12/2022).

“Dengan magnitudo terbesar pada M 4,2 dan terkecil di M 1,0. Dua kali dirasakan pada even pukul 07.42 dan 13.03 WIB,” kata Virga di Pendopo Bupati Cianjur, Jumat (2/12/2022) malam.

Baca Juga: Fakta Tenda Sakinah untuk Pasutri Korban Gempa Cianjur, Dibantah Kades: Itu Posko Medis

Mengenai berakhirnya gempa bumi susulan, Virga menyebut BMKG belum bisa memastikan kapan gempa susulan berakhir.

Namun, menurut perhitungan BMKG, diprediksi masih akan terjadi peluruhan gempa dalam sepekan ke depan.

“Tapi hal itu juga masih mungkin terjadi satu hingga dua gempa bumi per harinya,” ujar dia.

Dia menjelaskan kejadian gempa susulan merupakan siklus yang normal di kejadian gempa bumi.

 

Hal ini berkaca pada kejadian gempa sebelumnya yang juga mengalami peristiwa serupa.

"Seperti gempa Yogyakarta 2006, itu aftershock juga banyak, juga sama halnya gempa Lombok 2018, itu sampai ribuan gempa susulannya," ujar Virga.

Mengingat masih adanya potensi gempa bumi susulan, pihaknya mengimbau pada para penyintas untuk berhati-hati jika  akan dan sedang beraktivitas di rumah terdampak dan lingkungan sekitar.

Baca Juga: Update Gempa Cianjur: Korban Meninggal Bertambah Jadi 331 Orang, Hasil Pencarian Korban Hilang Nihil

“Harus diperhatikan faktor keselamatan dan konstruksi bangunannya. Kalau masih memungkinkan bisa menggunakan pelindung kepala atau helm,” kata dia, dikutip dari Kompas.com.

“Namun, kalau kondisi bangunan tidak memungkinkan dimasuki sebaiknya diurungkan,” Virga menambahkan.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU