> >

PBNU Jadwalkan 250 Halaqah Mulai Agustus 2022 hingga Januari 2023, Libatkan 12.500 Kiai

Agama | 11 Agustus 2022, 19:08 WIB
Ulil Abshar Abdala menyebut mulai Agustus 2022 hingga Januari 2023, PBNU menjadwalkan 250 halaqah yang akan digelar di seluruh daerah di Indonesia. (Sumber: Kompas.tv/Kurniawan Eka Mulyana)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Mulai Agustus 2022 hingga Januari 2023, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjadwalkan 250 halaqah yang akan digelar di seluruh daerah di Indonesia.

Ulil Abshar Abdala, Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Swadaya Manusia (Lakpesdam) PBNU mengatakan, sebanyak 12.500 kiai dan nyai akan dilibatkan pada halaqah tersebut.

Sebagai pembuka, telah dilakukan halaqah fatihah atau halaqah pembuka pada hari ini, Kamis (11/8/2022).

Halaqah yang diselenggarakan pada hari ini, 11 Agustus 2022 adalah halaqah fatihah, halaqah pembukaan untuk 250 halaqah yang akan diselenggarakan selama Bulan Agustus sampai dengan Januari 2023, selama kurang lebih 5,5 bulan,” jelasnya dalam konferensi pers di Pesantren Ali Maksum, Krapyak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Juga: Apa itu Halaqah Fiqih Peradaban, Digelar PBNU di 250 Titik Sambut Satu Abad NU

Ia merinci 250 halaqah yang akan dilaksanakan di seluruh Indonesia, yakni 75 halaqah di Jawa Timur, 75 di Jawa Tengah dan DIY, 50 di Jawa Barat dan Banten, kemudian 50 di luar Jawa.

Halaqah ini merupakan gawean PBNU dan merupakan gagasan yang menjadi cita-cita Ketua Umum PBNU, Gus Yahya Staquf.”

“Jadi ini adalah gawe-nya PBNU, hanya saja dalam penyelenggaraannya dibantu oleh Lakpesdam PBNU dan Lakesdam PWNU,” tuturnya.

Nantinya seluruh halaqah tersebut akan dilaksanakan di pesantren, bukan di perguruan tinggi.

Tujuannya, ungkap dia, pertama, untuk menghidupkan percakapan pemikiran dan percakapan intelektual di kalangan para kyai dan nyai.

Halaqah ini secara umum memang diniatkan untuk menghidupkna kembali halaqah yang pernah diadakan pada zaman Gud Dur dulu pada tahun 90 an.”

“Jadi ini memang sengaja untuk mendorong kyai-kyai kita berdiskusi dengan tema yang dengan cakupan besar,” tambahnya.

Tujuan kedua, kata Ulil, untuk mendorong kyai-kyai ini agar menghadapkan atau mempertemukan antara kitab-kitab fikih dan kitab-kitab lain yang ada di pesantren dengan kenyataan-kenyataan peradaban yang baru.

Halaqah ini nantinya diselenggarakan dengan lima tema besar, yang akan kita dibagi ke 250 wilyah di seluruh Indonesia.

“Tema pertama adalah mengenai fikih siyasah kita dan konteks negara bangsa. Jadi, negara bangsa, seperti Indonsia merupakan suatu realitas peradaban baru yang harus dijawab oleh para kyai-kyai kita.”

“Kedua, adalah fikih siyasah kewarganegaraan. Jadi di kalangan para kyai ini ada pembahasan di dalam fikih yang khusus mengenai soal kenegaraan,” lanjutnya.

Hal ini, ungkap dia, adalah pembahasan yang luas, dalam, kaya, dan menarik.

Tema pertama adaah fikih siasah dan konteks negara bangsa, kemudian yang kedua adalah fikih siasah NU dan masah kewarganegaraan, ketiga adalah mengenai fikih siasah dan masalah perang dan damai, yaitu bagaimana hubungan antarnegara, bagaimana membangun perdamaian agar terhindar dari perang.

Baca Juga: Gus Samsudin Disorot, PBNU Angkat Bicara: Jangan Mudah Tertipu Konten

“Terakhir adalah fikih siasah dengan masalah kaum minoritas.”

“Ini adalah tema-tema besar yang akan dibahas di dalam serial fikih peradaban,” ucapnya.

Puncak dari serial halaqah dari 250 halaqah ini, menurut Ulil, adalah muktamar internasional fikih peradaban.

Muktamar ini akan diselenggarakan pada Bulan Februari, bertepatan dengan satu abad NU menurut kalender Hijriah.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU