> >

Risma Bela Anies dan Riza soal Angka Kemiskinan Jakarta: Itu Dampak Covid-19 dan Perang

Peristiwa | 22 Juni 2022, 15:46 WIB
Ketua DPP PDIP Tri Rismaharini di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2022). (Sumber: Fadel Prayoga/Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Sosial Tri Rismaharini membela Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perihal angka kemiskinan.

Menurut Risma, naiknya angka kemiskinan di Jakarta tidak disebabkan kesalahan kebijakan yang dibuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wagub Riza Patria.

“Saya katakan tidak (tidak ada kebijakan pemda yang salah -red),” kata Risma di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2022).

Menurut bekas Wali Kota Surabaya ini, kemiskinan yang terjadi di Jakarta dikarenakan dampak pandemi Covid-19 hingga perang Rusia-Ukraina.

“Karena memang, kemarin dampak Covid-19 itu semuanya. Bukan hanya di Indonesia. Di seluruh dunia itu terjadi. Jadi dampak Covid-19 itu, kemudian sekarang ini kena perang,” kata Risma.

Baca Juga: Risma soal Pilgub DKI: Bukan Keinginan atau Mimpi Saya

“Seperti kita tahu bahwa kita juga konsumsi terigu kita besar. Nah sumbernya terigu dari mana, itu dari Ukraina. Kemudian dari India. Yang sekarang mereka tidak mau mengekspor gandumnya atau terigunya. Jadi memang ini menjadi masalah menurut saya seluruh dunia.”

Berbeda dengan Risma, kemarin Politisi PDIP Djarot Saiful Hidayat justru menyoroti angka kemiskinan DKI Jakarta dengan mempertanyakan alokasi dana APBD Pemprov DKI yang nilainya sangat besar.

Pasalnya, menurut Djarot, APBD yang besar ternyata tidak optimal menekan angka kemiskinan Jakarta. Bahkan, program-program Pemprov DKI Jakarta pun dinilai juga tak jelas.

“Kita prihatin karena APBD DKI besar banget. Kita tunggu-tunggu sebetulnya, katanya menyubsidi rakyat miskin untuk mendapatkan rumah layak huni. Ternyata rumah dibangun dengan DP nol rupiah juga tidak jelas berapa. Padahal APBD-nya besar sekali,” kata Djarot.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU