> >

Responden Pemilih Gerindra dan PDIP Sama-sama Memilih Berdasarkan Pertimbangan Ketokohan

Rumah pemilu | 22 Juni 2022, 00:05 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Gerindra berfoto bersama, Senin (2/5/2022). (Sumber: Instagram: puanmaharani)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Ada persamaan alasan antara pemilih Partai Gerindra dan pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam memilih partai, yakni figur atau tokoh tertentu.

Hal itu merupakan analisa Yohan Wahyu dari Litbang Kompas, terkait hasil survei tentang elektabilitas partai politik (parpol) yang digelar oleh Litbang Kompas pada Juni 2022.

Menurut Yohan, ada sejumlah pertimbangan dari para pemilih untuk memilih parpol, yakni pertimbangan rasional seperti visi serta program kerja partai, dan pemilih dengan pertimbangan psikologis.

Pemilih Partai Gerindra dan PDIP cenderung memiliki kesamaan pertimbangan, yakni faktor psikologi, yakni sosok atau  tokoh pada partai tersebut.

“Ada partai-partai yang pemilihnya itu lebih menitikberatkan alasan-alasan yang sifatnya psikologi. Misalnya pemilih PDIP itu hampir 50 persen memilih karena ketokohan, dalam konteks ini mungkin ketua umum ya, karena memang ada tokoh partai yang menjadi alasan kuat memilih partai itu, jelasnya dalam diskusi di Space Twitter Kompas Data, Selasa (21/6/2022).

Baca Juga: Megawati Ancam Pecat Kader PDIP yang Bermanuver

Hal yang sama juga terjadi pada pemilih Partai Gerindra, bahkan menurutnya di Gerindra lebih dari separuh responden pemilih partai ini memilih Gerindra karena sosok Prabowo Subianto.

Kesamaan tipe pemilih juga terjadi pada responden yang memilih Partai Demokrat dan Partai Golkar. Mereka memilih partai berdasarkan pertimbangan rasional.

Dalam tren peningkatan elektabilitas pada survei Litbang Kompas Bulan Juni 2022, Golkar dan Demokrat juga sama-sama mengalami peningkatan di kisaran dua persen.

“Nah, itu kalau kita baca, kenaikannya masih di bawah sampling error, itu artinya pergerakannya relatif tidak terlalu tinggi. Artinya tidak terlalu berbeda dengan survei Januari.”

Menurut Yohan, itu salah satu basis naik turunnya elektabilitas, karena pemilihnya memang sesuai dengan karakter partai itu sendiri.

Dalam diskusi itu, Yohan juga menjelaskan peningkatan elektabilitas Partai Perindo, yang disebutnya bisa saja lolos atau masuk dalam ambang batas parlemen.

“Perindo yang kita lihat ada tren  kenaikan. Dengan mempertimbangkan sampling errror, bisa saja seperti Partai Perindo lolos atau masuk dalam ambang batas parlemen.”

Hal ini, kata Yohan, tergantung pada kerja-kerja partai di lapangan, bagaimana mendekati pemilih, bagaimana memberikan referensi pada pemilih sehingga memasukkan referensi soal partai-partai ini dalam memorinya.

Sebab, survei ini sebenarnya juga melihat sejauh mana asupan informasi diraih oleh responden, serta sejauh mana penetrasi pemberitaan didapatkan oleh responden, dan sejauh itu pula referensi mereka terkait partai.

Berdasarkan hasil survei itu, lanjut dia, relatif hampir semua partai mengalami pergerakan, naik atau turun.

Meskipun naik turunnya masih di bawah sampling error, yakni 2,8 persen.

“Membaca survei itu juga harus memperhatikan variabel sampling error. Ketika sampling error 2,8 persen misalnya, artinya kita membaca angka itu bisa plus dan minus.”

“Ketika kita membaca selisih, dan selisihnya masih di bawah sampling error, sebenarnya dua partai itu relatif tidak jauh berbeda,” jelasnya.

Baca Juga: Megawati Minta Kader PDIP Jangan Terlena Hasil Survei, Pakar Komunikasi Politik UPI: Ada 2 Makna

Dia juga menuturkan, survei tersebut memotret kondisi ketika survei dilakukan, dan sejak saat ini masih ada waktu setidaknya 20 bulan ke depan untuk mengukur perkembangannya.

Meski demikian, survei ini disebutnya memberi gambaran bahwa naik turunnya elektabilitas juga menjadi cerminan bagaimana parpol bekerja di ranah publik.

“Survei ini sebenarnya survei persepsi ya, bagaimana publik menangkap partai dalam memori publik itu sendiri.”

“Tentu ini juga dipengaruhi oleh asupan informasi dari responden, kemudian apa yang dilakukan partai selama ini, melakukan sosialisasi ke publik, kerja-kerja di lapangan,” ucapnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU