> >

2 Aktivis '98 Perdebatkan Tuntutan Mahasiswa Soal Tolak Penundaan Pemilu

Sosial | 13 April 2022, 23:56 WIB
Dua mantan aktivis tahun 1998 memperdebatkan tuntutan tolak penundaan pemilu, yang diusung oleh mahasiswa dalam aksi pada 11 April 2022 lalu. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV/Kurniawan Eka Mulyana)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Dua mantan aktivis tahun 1998 memperdebatkan tuntutan tolak penundaan pemilu, yang diusung oleh mahasiswa dalam aksi pada 11 April 2022 lalu.

Kedua mantan aktivis tersebut adalah Usman Hamid dan Adian Napitupulu.

Adian yang juga politikus asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mempertanyakan pengangkatan isu menolak penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Sebab, menurutnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah beberapa kali menyampaikan penolakan penundaan tersebut.

“Soal tiga periode, ini agak membingungkan ya. Pertama, Jokowi sudah bilang, 'Yang minta tiga periode itu menjilat saya, menampar wajah saya, dan segala macam',” kata Adian dalam program Satu Meja The Forum, Kompas TV, Rabu (13/4/2022) malam.

“Lalu orang bilang masih kurang. Lalu Presiden katakan lagi, ‘Yang minta perpanjangan itu hak mereka. Tapi, saya akan patuh pada konstitusi’.”

Lalu, lanjut Adian Napitupuli, orang sibuk menafsirkan, konstitusi kapan? Nantikah, tahun depankah? Bulan depankah? Atau sekarang?

Sebetulnya, kata Adian, tidak perlu rumit. Jika Presiden berbicara tentang konstitusi, itu artinya konstitusi per hari ini.

“Tapi itu dianggap masih kurang juga. Lalu Presiden sampaikan untuk ketiga kalinya, pemilu tetap berjalan.”

Baca Juga: Polisi Umumkan Terduga Abdul Manaf Tak Terlibat Pengeroyokan Ade Armando saat Demo 11 April

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU